Channel9.id-Surabaya. Kota Surabaya, selain dikenal sebagai Kota Pahlawan juga dikenal dengan kuliner khasnya yakni Pecel Semanggi. Seperti namanya, pecel semanggi terbuat dari daun semanggi yang dikukus dan disajikan dengan beberapa sayuran lainnya seperti kecambah. Pecel semanggi adalah salah satu jajanan tradisional dari Surabaya yang masih eksis di tengah perkembangan jaman meskipun mulai terlupakan.
Pecel semanggi berbahan dasar daun semanggi muda dan sayuran lain seperti kecambah atau kangkung. Daun semanggi muda yang sudah dibersihkan kemudian dikukus dan disajikan dengan daun pisang yang dibentuk segitiga atau disebut pincuk. Daun semanggi kemudian dituangi bumbu pecel. Bumbu pecel semanggi berbeda dengan bumbu pecel pada umumnya.
Bumbu pecel semanggi terbuat dari ketela rambat, kacang tanah, gula merah, bawang, garam dan cabai. Ketela rambat atau ubi memberikan tekstur yang berbeda sehingga hal tersebut yang membedakan antara bumbu pecel semanggi dengan bumbu pecel lainnya. Selain itu, pecel semanggi selalu disajikan dengan pasangannya, yakni kerupuk puli.
Cara menikmati semanggi ada dua versi. Cara umum yang biasa dilakukan yaitu menggunakan sendok plastik. Atau biar rasanya lebih maknyus makannya memakai kerupuk, jadi sekalian digigit kerupuknya, karena enggak semua pedagang Semanggi menyediakan sendok.
Di surabaya barat ada sebuah perkampungan(perbatasan dengan Gresik) yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai penjual Semanggi. Letak perkampungan ini cukup jauh dari pusat keramaian kota. Berada di antara pemukiman elite, Kampoeng Semanggi, berlokasi di Kelurahan Bringin, Kecamatan Sambikerep, Benowo.
Setiap pagi, para ibu lengkap dengan pakaian Jawa-nya (memakai sewek) dan membawa rinjing yang terbuat dari anyaman bambu, bersiap menuju kota dengan menyarter angkutan umum. Mereka berangkat pukul setengah enam pagi dan akan kembali ketika matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat.
Penjual pecel semanggi dapat ditemui di beberapa tempat umum di Surabaya terutama saat hari Minggu. Penjual pecel semanggi kebanyakan adalah ibu-ibu antara usia 35 hingga 60. Salah satu tempat yang terdapat banyak penjual pecel semanggi adalah Taman Bungkul Surabaya.
“Saya berjualan di sini selama kurang lebih tiga tahun, ya masih tergolong baru dibandingkan ibu-ibu yang sepuh itu malah sudah puluhan tahun, Usaha ini nantinya diwariskan ke anak cucu, mengingat zaman sekarang penjual Semanggi semakin langka,” ujar seorang pedagang pecel Semanggi.
Hanya duduk beralaskan tikar, dipayungi rindangnya pepohonan, makan Semanggi terasa sungguh spesial.