Channel9.id-Jakarta. Suara sirene bergaung memenuhi komplek Sekolah Indonesia Tokyo (SIT) diiringi dengan pemberitahuan telah terjadi gempa berkekuatan besar di Tokyo, Jepang. Sejumlah siswa siswi dan tenaga pendidik SIT bergegas berlindung di bawah meja. Selang beberapa saat, para siswa keluar Gedung SIT dikawal para tenaga pendidik dengan membawa perbekalan untuk kondisi darurat bencana.
Demikian suasana kegiatan Pelatihan Mitigasi Bencana di SIT yang bekerja sama dengan DPRD Meguro, Pemerintah Kota Meguro, Meguro Police Department, Dinas Mitigasi Bencana Meguro dan Departemen Pemadam Kebakaran Meguro, yang didukung penuh KBRI Tokyo, pada Jumat 25 Oktober 2024.
“KBRI Tokyo berterima kasih kepada DPRD, Kepolisian, dan pihak Departemen Pemadam Kebakaran Meguro dalam kegiatan pelatihan Mitigasi Bencana ini untuk Siswa Siswi Sekolah Indonesia Tokyo (SIT). Pelatihan ini penting dilakukan untuk kita ketahui bersama khususnya dalam hal mengurangi jatuhnya korban dari bencana yang terjadi. Tolong nanti disampaikan pengetahuan mitigasi bencana kepada teman-teman lain khususnya teman-teman di Indonesia,” demikian sambutan Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Tokyo Muhammad Al Aula saat menghadiri Kegiatan Mitigasi Bencana ini.
Turut hadir Kepala SIT Ari Driyaningsih dan Ketua Komite Sekolah Merry Astrid Indriasari. Hadir pula Ketua Divisi Kesejahteraan DPRD Meguro Kanako Kobayashi, Chief Inspector Meguro Police Station Traffic Section Tanaka Junichiro
“Saya berharap pelatihan semacam ini bisa dilakukan secara regular tiap tahun. KBRI Tokyo siap bekerja sama dengan pihak terkait di Jepang dalam mensosialisasikan mitigasi bencana tidak hanya untuk siswa SIT tetapi juga untuk seluruh WNI yang tinggal di Jepang,” tambah Muhammad Al Aula.
Kegiatan pelatihan tidak hanya di gelar di SIT tetapi juga di Rinshi-no-Mori Park, Meguro, Tokyo. para siswa mendapat sosialisasi saat menghadapi gempa, kebakaran dan keselamatan lalu lintas. Dalam sosialisasi menghadapi gempa, para siswa secara bergantian naik ke atas truk gempa yang dilengkapi meja untuk berlindung. Kekuatan gempa yang dirasakan bervariasi antara gempa berskala 5 hingga 7 Magnitudo.
Untuk simulasi kebakaran, para siswa secara bergantian memasuki sebuah ruang yang dipenuhi dengan asap. Mereka dilatih untuk bisa melintas ruangan itu menuju pintu keluar dengan berbekal handuk kecil untuk menutupi hidung dan mulut.
“Bencana alam bisa terjadi kapan dan dimana saja. Tidak hanya siswa siswi dan tenaga didik tetapi juga orang tua siswa juga dalam kegiatan ini kami libatkan untuk sama-sama belajar Mitigasi Bencana. Kami berharap kedepannya kegiatan ini bisa diikuti seluruh orang tua siswa dan WNI lainnya,” ujar Kepala SIT Ari Driyaningsih
Mayoritas seluruh siswa siswi dari tingkat TK sampai SMA termasuk para orang tua mengaku senang bisa mengikuti dan belajar Mitigasi Bencana. Arda Masagi siswa Kelas 8 mengaku berkesan dengan kegiatan ini.
“Kegiatan simulasi gempa sangat bagus karena memberikan ilmu untuk menyelamatkan diri dari bahaya kebakaran dan gempa. Saya mencoba guncangan gempa berskala 7 magnitudo,” kata Arda Masagi.
Baca juga: KBRI Tokyo Dukung Penguatan Literasi dan Peningkatan Penguasaan Bahasa Indonesia