Bahlil soal pembatasan BBM
Ekbis

Pembelian Pertalite Bakal Dibatasi, Pertamina Laporkan 4,6 Juta Kendaraan sudah Terdaftar

Channel9.id, Jakarta – PT Pertamina Patra Niaga melaporkan data pendaftar Program Subsidi Tepat lewat aplikasi MyPertamina untuk Pertalite telah mencapai lebih dari 4,6 juta per akhir Mei 2024.

Manager Media dan Stakeholder Management PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, upaya itu dilakukan seiring dengan rencana pemerintah untuk memperketat penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi pada 17 Agustus 2024 mendatang.

“Paralel upaya-upaya subsidi tepat juga terus kami lakukan seperti pendataan pengguna BBM subsidi melalui QR code dan pendataan pengguna LPG 3 kilogram dengan pendaftaran menggunakan KTP,” kata Heppy, Kamis (11/7/2024).

Heppy menuturkan, hingga saat ini pendaftaran QR code untuk Biosolar juga telah mencapai 100% dengan jumlah nomor polisi lebih dari 4,6 juta pendaftar. Sementara itu, pendataan untuk pembeli LPG 3 kilogram telah mencapai 45,3 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK).  “Pertalite telah mencapai lebih dari 4,6 juta pendaftar dan masih terus kami dorong,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa pembatasan pembelian Pertalite akan mulai dilakukan pada 17 Agustus 2024.

Hal ini diberlakukan sebagai upaya pemerintah untuk mendorong penyaluran subsidi yang tepat sasaran. Pengimpelementasian kebijakan ini pun sedang disiapkan oleh PT Pertamina (Persero).

“Pemberian subsidi yang tidak pada tempatnya, Pertamina sedang menyiapkan. Kita berharap 17 Agustus ini kita sudah bisa mulai, di mana orang yang tidak berhak dapat subsidi, itu akan bisa kita kurangi,” katanya melalui unggahan di akun Instagram miliknya @luhut.pandjaitan, Selasa (9/7/2024).

Hal ini disampaikannya mengingat defisit APBN diperkirakan meningkat pada akhir 2024, seiring dengan belanja negara yang meningkat, sementara pendapatan negara berpotensi tidak tercapai.

Untuk diketahui, defisit APBN hingga akhir tahun diperkirakan naik menjadi sebesar Rp609,7 triliun atau setara dengan 2,7% dari PDB. Perkiraan defisit tersebut naik dari target sebelumnya yang sebesar Rp522,8 triliun atau 2,29% dari PDB.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  2  =