Channel9.id. Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan membuat ketentuan baru untuk mengatur sistem kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, menurut laporan Engadget, Rabu (12/4).
Administrasi Telekomunikasi dan Informasi Nasional (NTIA) meminta pendapat publik tentang rencana ketentuan yang akan meminta pertanggungjawaban kepada pengembang AI. Langkah ini diharapkan membantu pemerintah untuk memastikan bahwa AI berjalan “tanpa menimbulkan kerugian.”
NTIA mengharapkan pendapat mengenai area seperti insentif untuk AI yang bisa dipercaya, metode pengujian keamanan, dan jumlah akses data yang diperlukan untuk menilai sistem. Lembaga ini juga bertanya apakah strategi yang berbeda untuk bidang tertentu diperlukan, seperti kesehatan.
Publik bisa memberi pendapat hingga 10 Juni mendatang.
NTIA melihat bahwa pembuatan ketentuan itu sangatlah penting. Sebab, lembaga pengawas ini menilai bahwa “semakin banyak insiden” di mana AI menyebabkan kerusakan. Adapun ketentuan itu diharapkan agar insiden tersebut tak terulang sekaligus meminimalisasi risiko ancaman serupa.
Untuk diketahui, ChatGPT dan model AI generatif serupa telah dikaitkan dengan kebocoran data sensitif dan pelanggaran hak cipta. Pun menimbulkan kekhawatiran akan munculnya disinformasi dan persebaran malware. Ada juga kekhawatiran tentang akurasi dan bias. Kendati pengembang mengatasi masalah ini dengan sistem yang lebih canggih, para peneliti dan “pentolan” teknologi cukup khawatir sehingga meminta jeda enam bulan pada pengembangan AI untuk meningkatkan keamanan dan menjawab pertanyaan etis.
Pemerintah AS saat ini belum mengambil sikap pasti tentang risiko terkait AI. Presiden AS Joe Biden sempat membahas topik ini dengan para penasihat pada pekan lalu. Namun, menurutnya, terlalu dini untuk menilai apakah teknologi itu berbahaya. Adapun dengan langkah NTIA, pemerintah cenderung lebih dekat ke posisi tegas: apakah mereka yakin AI merupakan masalah besar atau tidak.