Channel9.id-Jakarta. Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Kementerian Keuangan Wempi Saputra, menyatakan pemerintah menyiapkan kalibrasi kebijakan dalam rangka menghadapi dampak konflik antara Ukraina dan Rusia kepada Indonesia. “Kami tidak tahu volatilitasnya akan sampai di mana, tapi pemerintah sudah bersiap, buffer-nya sudah disiapkan sejak sekarang,” kata dia, Kamis, 17 Maret 2022.
Wempi menjelaskan kalibrasi kebijakan dilakukan mengingat besarnya gejolak dan efek dari perang antara Ukraina dan Rusia belum terukur secara detail, sehingga pemerintah berusaha menyiapkan penyangga. Kalibrasi kebijakan tersebut termasuk mengenai cara untuk menutupi atau menanggulangi jika konflik Ukraina dan Rusia berdampak negatif bagi Indonesia.
Tak hanya itu, kalibrasi kebijakan juga dilakukan untuk mempersiapkan adanya potensi dampak positif dari perang Ukraina dan Rusia bagi Indonesia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk persiapan di masa yang lebih sulit. Sejauh ini, dampak konflik antara Rusia dan Ukraina telah terlihat dari adanya peningkatan inflasi dan gangguan suplai energi di tingkat global.
Wempi menuturkan dalam konteks jangka pendek satu sampai dua bulan ke depan pemerintah mewaspadai dampak dari suplai akibat proses ekspor dan impor yang terganggu.
“Kami cek apa mungkin dari komoditas seperti gandum atau bahan semikonduktor seperti paladium dan harga energi,” ujarnya.
Menurut dia, yang paling sensitif adalah kenaikan harga minyak dunia yang mencapai di atas US$ 100 dolar per barel sehingga berpotensi memberikan dampak pada subsidi serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Untuk harga pangan, pemerintah terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk melakukan kalibrasi terhadap kebutuhan domestik. “Tentunya, akan ada shock barangkali yang kita perkirakan dalam tiga sampai empat bulan ke depan,” kata Wempi.