Channel9.id-Jakarta. Pemerintah menetapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 di rentang 4,5-5,5 persen dengan optimisme pemulihan ekonomi domestik dari pandemi Covid-19 bergulir pada kuartal III 2020 dan berlanjut pada tahun depan. “Akan disampaikan ke DPR mengenai outlook 2021. Pertumbuhan ekonomi kami perkirakan antara 4,5-5,5 persen dengan inflasi dua hingga empat persen,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers virtual, Selasa, 14 Februari 2020.
Penetapan target pertumbuhan tersebut apabila pemulihan ekonomi nasional bergulir pada kuartal III atau selambat-lambatnya pada kuartal IV 2020. “Kami masih akan melihat (proyeksi itu), terus terang hari ini kami masih harus melihat situasi pada kuartal kedua, dan kecepatan dalam penanganan Covid-19,” kata Sri Mulyani.
Selama 2020 atau tahun ini, kata Sri Mulyani, tekanan pertumbuhan ekonomi akan terjadi pada kuartal II 2020. Namun tekanan masih berpotensi berlanjut pada kuartal III 2020 jika situasi pandemi virus corona belum menunjukkan perbaikan.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun ini diperkirakan akan mendekati 0,3 persen. Apabila ekonomi lebih buruk bisa mencapai angka pertumbuhan nol persen atau minus 2,6 persen.
Sedangkan pada kuartal III 2020, Sri Mulyani meyakini akan terjadi perbaikan pada ekonomi nasional dengan pertumbuhan 1,5-2,8 persen. “Memang sangat berat, namun kami menghadapi kondisi yang luar biasa dan kami coba atasi,” ujarnya.
Tahun depan pemerintah memproyeksikan inflasi sebesar 2–4 persen dengan defisit menurun menjadi 3-4 persen dari tahun ini sekitar 5,07 persen.
Sebelumnya dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Rahun 2020 disebutkan, sampai 2022 defisit bisa di atas tiga persen. “Tahun ini kami menjaga di lima persen atau mungkin bisa lebih rendah, kalau kami disiplin,” kata Sri Mulyani. “Kalau tahun depan desainnya defisit sekitar tiga sampai empat persen.”