Channel9.id-Jakarta. Pemerintah mengusulkan kisaran pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 – 5,5 persen sebagai salah satu dasar penyusunan Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2021. Usulan besaran indikator ekonomi makro tersebut mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian terkait wabah Covid-19 yang masih berlangsung saat ini dan diperkirakan mempengaruhi tahun depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan selain pertumbuhan ekonomi, indikator ekonomi makro lainnya sebagai dasar penyusunan RAPBN 2021 adalah inflasi yang berkisar 2,0-4,0 persen, kemudian tingkat suku bunga SBN 10 tahun yakni 6,67 – 9,56 persen.
Nilai tukar rupiah diperkirakan dalam kisaran Rp14.900- 15.300 per dolar AS dan harga minyak mentah Indonesia mencapai kisaran US$ 40-50 per barel. Sedangkan lifting minyak mencapai 677 – 737 ribu barel per hari dan lifting gas bumi kisaran 1.085 – 1.173 ribu barel setara minyak per hari.
Sri Mulyani mengatakan kebijakan fiskal tahun 2021 akan selaras dengan rencana kerja pemerintah yakni mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial. Fokusnya adalah pemulihan industri, pariwisata, investasi, reformasi sistem kesehatan nasional, dan jaring pengaman sosial serta reformasi sistem ketahanan bencana. “Fokus pembangunan ini diharapkan mampu menghidupkan kembali mesin ekonomi nasional yang menghadapi tantangan Covid-19 dan dalam momentum pertumbuhan,” ujarnya.