Pemerintah Oposisi Deklarasikan Perang Terhadap Junta Myanmar
Internasional

Pemerintah Oposisi Deklarasikan Perang Terhadap Junta Myanmar

Channel9.id-Myanmar. Negara-negara ASEAN dan negara-negara Barat mendesak seluruh pihak di Myanmar untuk tidak melakukan kekerasan dan memberikan akses bantuan kemanusiaan yang aman setelah adanya kabar kalau pemerintah oposisi junta mengumumkan akan melakukan unjuk rasa besar-besaran skala nasional, Rabu (8/9/2021).

National Unity Government (NUG) sebelumnya menyatakan pada hari Selasa kalau mereka akan meluncurkan “perang pertahanan rakyat” yang nampaknya menandakan akan adanya unjuk rasa besar-besaran terhadap junta. Selain itu mereka juga menyerukan untuk para tentara dan pejabat di pihak junta untuk ikut di kubu mereka.

Baca juga: Junta Militer Sepakat Untuk Gencatan Senjata di Myanmar

Juru bicara junta mengacuhkan seruan pemberontakan tersebut yang dianggap hanya ingin mendapatkan perhatian dunia luar dan menyatakan kalau rencana tersebut tidak akan berhasil.

Sampai saat ini, masih belum ada laporan kekerasan di Myanmar walaupun pasukan-pasukan Junta sudah keluar menyusuri kota terbesar Myanmar, Yangon. Sehari sebelumnya, ada sebuah unjuk rasa dan pertempuran antara pasukan junta melawan kelompok etnis bersenjata.

Mendengar kabar kalau kondisi di Myanmar tiba-tiba memuncak, kemenlu Indonesia mendesak seluruh pihak yang terlibat di Myanmar untuk tidak melakukan kekerasan.

“Seluruh pihak harus memprioritaskan keamanan dan kenyamanan rakyat Myanmar,” ujar juru bicara kemenlu Indonesia, Teuku Faizasyah. Ia juga mengutip kalau bantuan kemanusiaan hanya dapat diberikan jika situasi di lapangan sudah aman.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengambil inisiatif untuk mencoba menyelesaikan krisis di Myanmar ketika negara tersebut jatuh kedalam krisis setelah Aung San Suu Kyi dikudeta oleh pihak militer Myanmar.

Walaupun memang dianggap sebagai pemerintah dukungan rakyat, namun masih belum diketahui seberapa besar pengaruh deklarasi NUG tersebut.

“Deklarasi NUG mendapatkan dukungan kuat dari warga-warga Myanmar di sosial media,” ujar Richard Horsey, pakar pengamat Myanmar dari International Crisis Group.

Namun ia mengatakan kalau masih belum jelas jika pasukan oposisi tersebut mempunyai kemampuan untuk melawan pasukan junta yang mempunyai persenjataan lebih canggih dan deklarasi “perang” dari NUG itu bisa saja malah menjadi bencana untuk NUG sendiri.

Pasukan junta tercatat sudah membunuh ratusan orang yang berunjuk rasa dan juga beberapa orang dari kelompok Pasukan Pembela Rakyat yang dibentuk untuk melawan pasukan junta.

Pasukan Pembela Rakyat juga beraliansi dengan kelompok etnis minoritas yang sudah lama memandang militer Myanmar sebagai musuhnya.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

46  +    =  55