Channel98.id – Jakarta. Eksponen aktivis 98 lintas elemen yang tergabung dalam Pejuang Kebangkitan Pergerakan 98 mengaku merasa muak dengan jalannya pemerintahan negara saat ini karena dinilai tidak sesuai dengan amanat dan cita-cita Reformasi 1998.
“Teman-teman merapatkan barisan, kita sudah muak,” ujar Koordinator Pejuang Kebangkitan Pergerakan 98 Mahendra Uttunggadewa di Jakarta, Sabtu (20/5/2023) malam.
Mahendra mengatakan pihaknya merapatkan barisan untuk melanjutkan perjuangan yang digaungkan pada tahun 1998. Terlebih, menurutnya, tujuan atau cita-cita Reformasi masih jauh panggang dari api.
“Kami meminta maaf kepada seluruh bangsa Indonesia bahwa Reformasi telah gagal kami kawal sehingga situasi hari ini, kita menemukan sangat menyedihkan dalam konteks bertanah air, berbangsa, dan bernegara,” tutur Mahendra.
“Kami akan bangkit. Kami tidak akan pernah berhenti dan kepentingan bangsa di atas segalanya, itu menjadi komitmen kita bersama,” imbuhnya.
Sementara itu, Juru Bicara Pejuang Kebangkitan Pergerakan 98 Embay Supriyantoro menyampaikan bahwa salah satu tuntutan Reformasi 1998 yaitu hapuskan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN). Namun, menurutnya, hal itu belum terwujud bahkan kini kian parah.
“Maklumat ini konteks hari ini, yang paling utama adalah, kalau bicara korupsi sampai hari ini masih ada,” katanya.
Bahkan, lanjut Embay, kalau bicara sebelum 1998, korupsi itu hanya terpusat di Cendana. Kini, korupsi telah menyebar sampai ke tingkat kepala desa. Begitu pula dengan pejabat pemerintahan maupun anggota DPR banyak terlibat korupsi.
“Jokowi menjabat dua periode, sudah ada lima menteri yang ditangkap. (Teranyar Menkominfo Johnny G Plate yang merugikan Rp8 triliun lebih),” ujarnya.
Menurutnya, maklumat Pejuang Kebangkitan Pergerakan 98 yang terdiri 8 poin ini ditujukkan kepada seluruh rakyat Indonesia, atau tidak hanya elemen lembaga negara. “Ini ke seluruh bangsa Indonesia bahwa perjuangan kita masih berlanjut,” ujarnya.
Sebagai informasi, acara ini sekaligus merupakan ajang halalbihalal para aktivis 98 serta menyikapi 25 tahun bergulirnya Reformasi. “Tentunya, momentum ini bukan hanya sekadar ketemu, tetapi kita juga melakukan refleksi ke depan seperti apa, ini penting di tengah situasi seperti ini,” ujar Dandhi.
HT