Nasional

Pemkot Malang Waspadai Arus Mudik Dan Gelombang Kedatangan Mahasiswa Baru

Channel9.id-Malang. Pergerakan ratusan ribu mahasiswa baru di sejumlah perguruan tinggi dan para pemudik yang datang dari daerah episentrum virus corona Covid-19 ke Kota Malang menjadi perhatian khusus Pemkot Malang.

Kehadiran mahasiswa baru dan para pemudik ini tentu berpotensi dalam penyebaran virus corona Covid-19 di daerah yang ditetapkan zona merah di Jatim ini.

“Makanya itu kami mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tapi tidak bisa kalau kita sendirian harus gandeng daerah lain. Salah satu yang kami khawatirkan adalah lonjakan pemudik yang datang ke Malang,” kata Wali Kota Malang, Sutiaji.

“Perguruan tinggi harus ada perhatian khusus. Kita prediksi akan crowded ketika mahasiswa baru masuk. Kami akan koordinasi dengan perguruan tinggi menjadi starting poin kami meminta kepada Kemendikbud ada perlakukan khusus berkaitan dengan Kota Malang,” ujar Sutiaji.

Sutiaji menganggap, metode perkuliahan daring atau online yang diterapkan oleh seluruh perguruan tinggi merupakan langkah yang tepat. Dia berharap, proses penerimaan mahasiswa baru juga dilakukan dengan metode daring. Terutama untuk daftar ulang dan pembayaran biaya studi.

“Kuliah memang masih melakukan daring, tapi Maba (mahasiswa baru) kan pasti ada pengenalan lingkungan kampus. Jangan sampai ada mobilitas ratusan orang datang saat penerimaan mahasiswa baru. Sebaiknya pembayaran atau lainnya dilakukan daring juga,” ujar Sutiaji.

Di sisi lain, Sutiaji mengaku, telah berkoordinasi dengan sejumlah ahli kedokteran. Dimana para ahli berpendapat diperkirakan angka penyebaran Covid-19 cukup besar. Meski semuanya berharap angka pasien positif tetap stabil diangka 8 orang dan tidak lebih. Lantaran itu, cara lain disamping mengajukan PSBB adalah memaksimalkan physicial distancing.

“Kota Malang ini kan mahasiswanya banyak kotanya kecil maka menurut analisa dari dokter kesehatan masyarakat dan mikrobiologi dan ahli pandemik Malang ini mestinya penyebaran Covid-19 lebih besar dari daerah lain. Di sini adalah kota transit kota pariwisata juga, maka segala upaya harus kita lakukan. Saat ini PSBB direvisi kita harus maksimalkan physicial distancing,” kata Sutiaji.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3  +  1  =