Channel9.id-Jakarta. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartanto mengatakan pendapatan harian perseroan selama wabah Covid-19 merosot tajam sekitar 96 persen dari Rp20-25 miliar menjadi Rp800 juta per hari. “Penurunan pendapatan juga dipengaruhi pembatasan kapasitas penumpang jarak jauh dan kereta rel listrik,” ujarnya, Jumat, 22 Mei 2020.
Selama Januari 2020, kata Didiek, total pendapatan dari penumpang Rp39 miliar dan pada April 2020 sebesar Rp32 miliar.
Dia menjelaskan, kapasitas kereta api jarak jauh hanya diperbolehkan maksimal 50 persen dan KRL 35 persen dari kapasitas semestinya dalam rangka mengikuti Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2020 dan Surat Edaran Gugus Tugas Nomor 4 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.
Didik mengungkapkan telah menyiapkan skenario terburuk serta asumsi kinerja apabila Covid-19 bertahan hingga Agustus 2020 dan Desember 2020. Dia menambahkan sumber pendapatan dari penumpang tergerus hingga 90-93 persen.
“Terjadi gap terhadap cash biaya turun tidak secara proporsional karena terjadi operational cash flow defisiensi yang terjadi mulai bulan Maret,” kata Didiek. “Kami menyiapkan dana-dana kepada perbankan dalam modal yang cukup. Tapi secara likuiditas masih aman, terjaga dengan baik.”
Pihaknya juga melakukan efisiensi biaya untuk perawatan kereta yang akhirnya dipangkas atau pembayarannya ditunda. “Efisiensi biaya kami lakukan pemotongan terhadap biaya-biaya yang bisa dipotong atau ditunda pembayarannya, seperti perawatan kereta kami bicara sama vendor,” tutur Didiek.
Namun, lanjut dia, kereta yang ditunda perawatannya adalah untuk kereta-kereta yang tidak beroperasi, sehingga aspek keselamatan masih tetap terjamin. “Pada saat beroperasi nanti standar perawatan sarana total mengacu pada SOP agar selamat, aman, nyaman, sehat sampai tujuan. Keselamatan faktor yang utama,” kata Didiek.
