Channel9.id – Jakarta. Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta melaksanakan kegiatan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) di Rumah Susun Jatinegara Kaum Jatinegara Jakarta Timur.
Kegiatan yang dipimpin oleh Dr. Indina Tarjiah, M.Pd ini mengusung tema “Mengenal Lebih Dekat Anak Berkebutuhan Khusus”. Pendampingan ditujukan pada orang tua dan guru-guru TPA Al-Hidayah tingkat PAUD dan SD.
Kegiatan P2M ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni, 23 Juni, 2 Juli dan 5 Juli 2022 yang menghadirkan 4 ketua tim sebagai pembicara utama dari kalangan dosen. Kegiatan ini juga melibatkan 13 mahasiswa dan 2 alumni prodi Pendidikan khusus.
Baca juga: IKA FIP UNJ Adakan Bakti Sosial di Sekolah Master Indonesia dan Bekasi
Keempat dosen tersebut adalah Dr. Indina Tarjiah, M.Pd dengan paparan tentang anak lambat belajar dan melaksanakan asesmen pada 15 anak dengan masalah membaca. Kemudian, Dr.Hartini Nara, M.Si dengan paparan tentang pendampingan orangtua anak berkebutuhan khusus, karakteristik, dan cara membelajarkannya di rumah.
Siti Nuraini Purnamawati P, Dipl.Ed.Stud. MSp.Ed dengan paparan tentang anak-anak dengan hambatan emosi dan gangguan perilaku. Dan Dr. Asep Supena, M.Psi dengan paparan anak dengan kesulitan membaca Bahasa dan parenting pada orang tua dan asesmen pada 15 anak kesulitan membaca.
Indina Tarjiah menyampaikan, pendampingan itu lebih menekankan pengenalan lebih dekat tentang anak-anak dengan karakteristik lambat belajar.
“Saya mengupas lebih dalam tentang ciri-ciri anak yang lambat dalam menerima pelajaran, pernah tidak naik kelas, sering terlambat dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, masalah bicara dan pola bahasa yang kurang matang, ingatan anak yang buruk, mudah frustasi, cemas dan cenderung pada kekerasan,” ujar Indina dalam rilis, Rabu 29 Juni 2022.
Dalam mengatasi masalah itu, perlu peran penting orang tua dan guru dalam menyadari mengarahkan, membimbing anak-anak mereka sehingga permasalahan anak-anak lambat belajar dapat terakomodasi dan terpecahkan sedikit demi sedikit.
Sedangkan Hartini Nara menekankan kepada orangtua dalam mendampingi dan membersamai anak berkebutuhan khusus, hendaknya menerapkan tiga prinsip yaitu: prinsip kasih, prinsip kesabaran, dan prinsip pengulangan.
Adapun cara orangtua, mendampingi anak berkebutuhan khusus: bantu anak untuk mengalami keberhasilan, bantu anak untuk bergaul, hargai usaha anak, membuat rutinitas, memberi tugas satu persatu, jangan memaksa anak, namun berlaku simpatik tetapi tegas.
Sementara Siti Nuraini Purnamawati menekankan kepada orangtua dan guru tentang permasalahan dan solusi untuk anak-anak dengan hambatan emosi dan gangguan perilaku. Permasalahan yang terjadi pada anak-anak antara lain anak yang pemarah, melarikan diri dari rumah, menyakiti diri sendiri, hal ini diakibatkan karena orangtua yang keras dalam menghukum anak seperti memukul, memarahi.
Asep Supena melakukan pendampingan kepada orang tua tentang bagaimana strategi pengasuhan (parenting). Dia menjelaskan beberapa factor penting yang harus dimiliki oleh orang untuk supaya sukses mengasuh anak.
Pertama, orang tua harus memiliki cara pandang atau persepsi yang benar tentang anak. Orang tua harus melihat mengasuh anak sebagai cara untuk bersyukur kapada Tuhan atas anugrah putra atau putri yang dikaruniakan oleh-Nya. Mengasuh anak juga adalah kebaikan atau ibadah yang akan mendatangkan balasan dari Tuhan karena kita telah melaksanakan Amanah-Nya dengan baik.
“Kedua, orang tua harus punya visi (harapan, cita-cita) tentang anaknya di masa depan. Misalnya orang tua mengharapkan anaknya menjadi orang shaleh, pengusaha yang dermawan, penghapal al-qur’an, atau apapun yang baik-baik. Ketiga, orang tua harus mengasuh anaknya dengan limpahan kasih sayang, lemah lembut, memberi contoh baik, demokratis tetapi tegas. Ada aturan yang disepakai, dipahami dan ditegakkan. Keempat, orang tua harus dekat kepada Tuhan dan senantiasa berdoa kepada-Nya untuk kebaikan anaknya,” ujar Asepm
Selain tentang parenting, Asep Supena melakukan pendampingan tentang bagaimana cara mengatasi kesulitan membaca pada anak. Setidaknya ada 4 faktor penting yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mengajari membaca kepada anaknya yang mengalami kesulitan membaca.
Pertama, orang tua harus memiliki kesabaran yang ekstra, tidak emosional dalam menghadapi anaknya yang sulit membaca. Kedua, gunakan media/alat Ketika mengajar membaca, misalnya gambar/kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, balok huruf, dll. Anak menjadi merasa senang atau tertarik karena ada media yang digunakan.
Ketiga, libatkan semua panca indra anak Ketika belajar membaca, misalnya melihat gambar-gambar huruf, mendengar bunyi huruf/kata, menunjuk huruf, membuat huruf dari kertas atau tanah liat atau lilin, dan lain-lain. Keempat, jika memungkinkan gunakan permainan dalam mengenal huruf, suku kata, kata atau kalimat sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan.
HY