Channel9.id-Jakarta. Herawati Supolo Sudoyo, Peneliti Genetika Molekul dari lembaga Eijkman, menjelaskan unsur genetika manusia Indonesia tersusun atas gen dari berbagai bangsa dunia.
“Manusia pada dasarnya berkerabat dekat kalau kita lihat dari rekonstruksi silsilah populasi kita,” kata Herawati dalam seminar Asal Usul Orang Indonesia (ASOI) di Museum Nasional, Jakarta, Selasa (15/10).
Herawati menyatakan persebaran awal manusia terjadi dari Afrika ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kemudian, hal itu terjadi dalam beberapa tahap yang berlangsung selama ratusan ribu tahun.
Oleh karena itu, Herawati menegaskan tidak heran jika pada prosesnya terjadi perubahan dalam bentuk fisik akibat perbedaan lingkungan dari tempat asalnya, yakni Afrika.
Terkait dinding penyekat genetika manusia di seluruh dunia, menurut Herawati, Indonesia memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam proses pencariannya. Sejak dahulu, wilayah Indonesia telah menjadi tempat manusia berlalu-lalang. Dari sini, kata Herawati, jenis-jenis manusia tersebar ke daerah-daerah sekitarnya, seperti manusia dari daratan Asia yang bergerak ke arah timur menuju Pasifik atau ke selatan menuju Australia, sudah tentu akan melewati Indonesia terlebih dahulu.
“Indonesia di tingkat genetika populasi dunia sangat penting. Sumbangan kita terhadap genetika molekul itu terbesar. Jadi kunci penyebaran manusia itu ada dikita,” katanya.
Herawati pula menyatakan saat proses persebaran terjadi tidak hanya fisik saja yang terpengaruh, tetapi kebiasaan, bahasa, budaya, bahkan komposisi gen pun ikut berubah. Hal itu terjadi saat manusia mulai melakukan pembauran dengan manusia lain yang memiliki perbedaan secara DNA.
“Menarik bahwa ternyata pencampuran etnis di Indonesia itu sudah berlangsung lama sekali. Prosesnya memang alami, namun dipengaruhi oleh banyak faktor,” kata Herawati.
Menurut Herawati, di Indonesia proses pembauran terbesar terjadi pada era perdagangan hingga kolonial, yang telah dimulai sejak abad-abad pertama Masehi. Pada periode tersebut, lanjut Herawati, banyak bangsa yang datang ke Nusantara membawa DNA campuran dari wilayahnya masing-masing.
“Orang yang tinggal di pesisir, seperti masyarakat Jawa pesisir, pasti ada gen Chinanya, Indianya, sama Arabnya, walau ga semua. Karena memang itu tempat pertemuan genetis,” kata Herawati kepada Historia.
Sebagai contoh, Herawati menjelaskan hasil tes DNA Ahmad Arif di salah satu laboratorium genetika di Amerika dan Lembaga Biologi Molekular Eijkman. Tes itu menggunakan sampel darah dan saliva (air liur) untuk melihat komposisi gen di dalam dirinya.
Hasilnya memperlihatkan bahwa leluhur Ahmad berasal dari Tiongkok sekitar 9.000 tahun lalu yang menyebar ke kawasan barat dan selatan Asia Tenggara hingga akhirnya masuk ke Pulau Jawa.