Channel9.id-Jakarta. Untuk memastikan memiliki Alzheimer atau tidak, pasien harus menempuh prosedur yang menyakitkan dan mahal. Dokter biasanya menyarankan untuk menjalankan prosedur pencitraan otak (atau MRI) dan analisis sel.
Perihal MRI, ini biasanya mahal dan aksesibilitasnya bermasalah karena tak semua punya akses ke teknologi. Sementara itu, untuk menganalisis sel, ini cenderung menyakitkan. Dokter akan menyarankan prosedur lumbal pungsi, yakni pengambilan cairan tulang belakang dan otak (serebrospinal) untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Tujuannya untuk menganalisis sel.
Kendati sejumlah opsi itu bisa mendeteksi jumlah protein tau yang abnormal—yang berkaitan dengan Alzheimer, opsi tersebut sebetulnya kurang efektif dalam menemukan tanda-tanda degenerasi saraf.
Adapun opsi lain yang bisa diandalkan untuk mendiagnosis Alzheimer, yang bisa menjawab persoalan itu, ialah tes darah. Dilansri dari Engadget dan Guardian, inovasi ini merupakan terobosan tim peneliti dari Swedia, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Hasil penelitian mereka mengenai tes darah itu dirinci melalui penelitian yang terbit di jurnal Brain, yang terbit pekan ini.
Tes darah terbukti bisa mendeteksi protein tau yang berasal dari otak, yang berkaitan dengan Alzheimer. Setelah mempelajari 600 pasien, tim peneliti menemukan bahwa tes darah itu bisa membedakan Alzheimer dari penyakit neurodegeneratif lainnya.
Thomas Karikari, seorang profesor psikiatri di University of Pittsburgh dan salah satu penulis penelitian tersebut, mengatakan bahwa dia berharap terobosan tersebut bisa membantu peneliti lain merancang uji klinis yang lebih baik untuk perawatan Alzheimer.
“Tes darah lebih murah, lebih aman dan lebih mudah dilakukan, serta bisa meningkatkan kepercayaan klinis dalam mendiagnosis Alzheimer dan memilih peserta untuk uji klinis hingga pemantauan penyakit,” ujar Karikari.
Meski begitu, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum tes darah itu dijajal di rumah sakit setempat. Untuk memulai, tim perlu memvalidasi bahwa itu berfungsi untuk berbagai macam pasien, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang etnis yang berbeda.