Channel9.id-Jakarta. Varian baru virus Corona penyebab Covid-19 ditemukan di beberapa negara. Meski demikian, varian baru virus tersebut belum ditemukan di Indonesia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh lembaga penelitian Eijkman.
“Sampai 1 Februari 2021, varian-varian baru ini belum ditemukan pada 251 sekuens SARS-CoV-2 Indonesia yang sudah dilaporkan ke GISAID,” tulis Eijkman dikutip dari akun Instagram resminya pada Selasa (2/2).
Sejatinya, terjadinya mutasi virus merupakan hal yang lazim. Sebab mutasi merupakan proses evolusi virus untuk beradaptasi dan tetap hidup. Khusus SARS-CoV-2, mutasi bergerak empat kali lebih lambat daripada virus influenza.
“Pengawasan genom di Indonesia perlu ditingkatkan lagi untuk mendeteksi varian baru virus Covid-19,” lanjut Eijkman.
Baca juga : Virus Corona Bermutasi, Cepat Menyebar Namun Gejala Tak Lebih Parah
Untuk diketahui, setidaknya ada tiga varian yang telah terdeteksi menyebar, yaitu B.1.17, B1.1.1.28.1/P1, dan B.1.351. Bahkan, varian ini telah banyak bermutasi sehingga berbeda dari genom SARS-CoV-2, seperti yang ditemukan di Wuhan, Cina.
Eijkman menjelaskan, varian B.1.17 pertama kali ditemukan di Inggris dan telah tersebar di 70 negara. Varian ini pun sudah bermutasi 23 kali. Lalu varian B.1.1.28.1 atau P1 mula-mula ditemukan di Manaus, Brasil. Varian ini sudah menyebar di 8 negara dan bermutasi hingga 25 kali. Kemudian B.1.351 berasal dari Afrika Selatan. Varian ini sudah merebak di 31 negaa dan 19 kali bermutasi.
“(Munculnya) Varian di Brasil, Inggris dan Afrika Selatan terjadi karena adaptasi dan tingkat infeksi yang terbilang tinggi,” sebut Eijkman.
Meski dikorelasikan dengan meningkatnya tingkat fatalitas kasus, lanjut Eijkman, varian dari ketiga negara tersebut belum terbukti dapat menyebabkan penyakit Covid-19 yang lebih parah.
(LH)
