Channel9.id-Jakarta. Sebuah kasus yang dulu begitu menyedot perhatian masyarakat, kini kembali mencuat berkat film dokumenter ‘Ice Cold; Murder, Cofee and Jessica Wongso’ yang tayang di Netflix. Kasus kopi sianida itu pun kembali menjadi pembicaraan hangat di masyarakat.
Banyak pengamat film yang mengemukakan pendapat, di antaranya, Mochamad Ichwan Persada, atau akrab disapa Ichwan Persada, adalah sutradara dan juga produser, yang pernah menjadi dosen di SAE Institute dan Universitas Padjajaran, mengasuh rubrik reguler di Gen Sindo [Sindo News] dan Kincir, bergiat di rumah produksi Indonesia Sinema Persada
“Itulah kekuatan film sesungguhnya. Ia bisa digunakan untuk beragam tujuan. Termasuk bisa saja untuk membentuk opini baru, “ kata Mochamad Ichwan Persada saat dihubungi di Jakarta, Selasa (10/10/2023)
Lebih lanjut, Ichwan menerangkan, dirinya memang harus berhati-hati menarik kesimpulan dari sebuah hipotesa karena perlu banyak sekali bukti-bukti yang ditelusuri terlebih dahulu. “Tapi ya for fun, saya kira seru saja melihat masih cukup besar perhatian masyarakat atas kasus yang terjadi tujuh tahun lalu ini, “ terangnya.
Ada imajinasi publik yang juga tidak percaya Jesica membunuh teman sendiri. Ichwan kembali menekankan sekali lagi film itu medium yang sangat powerful. Hitler sudah menggunakannya untuk brainwash. “Jadi orang bisa percaya, bisa tidak percaya, bisa juga netral, ya sah-sah saja, “ bebernya.
Di sisi lain juga ada yang menyakini secara scientific bahwa Jesica adalah orang yang sulit untuk mengelak bahwa dia bukan pembunuhnya. Ichwan mengaku sulit berkomentar hanya dari sebuah film dokumenter. “Karena saya kira kasusnya juga cukup kompleks, “ tegasnya.
Saat ditanya, apakah film bisa dijadikan fakta hukum? Dengan tenang, Ichwan memberikan jawaban, “Saya tidak dalam posisi mengomentari hal ini karena tidak punya kapasitas soal hukum.”
Baca juga: Pakar Film: ‘Ice Cold’ itu Dokumenter Berbasis Sinematografi, Gak Bisa Jadi Fakta Hukum
Ichwan menyampaikan, bahwa di bagian manapun di dunia ini selalu ada ketidakpercayaan pada penegak hukum. Kita juga bisa lihat dari begitu banyak unsolved case di seluruh dunia. “Saya tidak bisa mengomentari kinerja penegak hukum karena tidak punya kapasitas di bidang tersebut, “ pungkas Ichwan.
Kontributor: Akhmad Sekhu