Channel9.id – Jakarta. Pakar komunikasi, Rahmat Edi Irawan, melihat pengacara Keluarga Brigadir Joshua melakukan tindakan yang tidak etis terkait perkembangan kasus kematian Brigadir Joshua di rumah dinas Kadivpropam non aktif, Irjen Pol. Ferdy Sambo, pasca autopsi ulang oleh tim forensik, Rabu 27 Juli lalu.
Rahmat menilai, adanya perang narasi yang terus dimainkan Tim Pengacara Keluarga Brigadir Joshua.
“Setelah menyebarluaskan informasi bahwa lokasi pembunuhan di sepanjang jalan Magelang-Duren Tiga, Jakarta, terpatahkan, kini mereka juga membangun asumsi-asumsi yang lain. Termasuk pendapat mereka yang mandowngrade lembaga-lembaga yang kebetulan pendapatnya tidak sejalan dengan yang mereka kekuarkan,” ujar Dosen Komunikasi Universitas Binus Jakarta, Senin 1 Agustus 2022.
Baca juga: Survei IDM, Polri Transparan Tangani Kasus Brigadir J
Meski secara resmi tim forensik independen belum mengumumkan hasil temuan mereka, namun Tim Pengacara Keluarga Brigadir Joshua, sudah melakukan dua hal yang sebenarnya secara etis tidak layak dilakukan.
Pertama, mereka mempublikasikan hasil pandangan mata yang dilakukan dokter yang mewakili keluarga saat pengerjaan autopsi ulang. Kedua, mereka juga sudah menuduh Komnas HAM, Kompolnas, dan LPSK sebagai lembaga-lembaga yang tidak bisa dipercaya, karena justru berada di pihak Polri.
“Tentu saja pernyataan-pernyataan para pengacara tersebut, tentu amat disayangkan, karena pada saat ini semua pihak sedang menunggu apa yang akan disampaikan tim forensik yang akan mempublikasikan secara resmi temuannya, dalam beberapa pekan ke depan,” pungkaenya.