Channel9.id, Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia berada di level 4,85% per Agustus 2025. Angka tersebut setara dengan 7,46 juta orang yang belum terserap pasar kerja, di tengah jumlah angkatan kerja nasional yang mencapai sekitar 154 juta orang.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menyampaikan bahwa jumlah pengangguran mengalami penurunan tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Angkatan kerja yang tidak terserap menjadi pengangguran tercatat 7,46 juta orang atau turun sekitar 4.000 orang dibandingkan Agustus 2024,” ujar Edy dalam konferensi pers BPS, Rabu (5/11/2025), dikutip Jumat (19/12/2025).
TPT merupakan indikator utama untuk mengukur proporsi tenaga kerja yang belum terserap oleh pasar kerja. Dengan tingkat 4,85%, BPS memperkirakan terdapat sekitar lima orang penganggur dari setiap 100 orang angkatan kerja.
BPS mencatat disparitas pengangguran antara wilayah perkotaan dan perdesaan masih cukup lebar. Tingkat pengangguran di wilayah perkotaan tercatat sebesar 5,75%, lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang berada di level 3,47%.
Kondisi ini mencerminkan tekanan pasar kerja di kota-kota besar yang belum sepenuhnya pulih, seiring tingginya arus urbanisasi dan ketatnya persaingan kerja formal.
Dari sisi demografi, kelompok usia muda masih menjadi kontributor terbesar pengangguran. Tingkat pengangguran usia 15—24 tahun mencapai 16,89%, jauh di atas kelompok usia produktif 25—59 tahun yang berada di level 2,93%. Sementara itu, tingkat pengangguran penduduk berusia 60 tahun ke atas relatif rendah, yakni 1,71%.
Lulusan SMK Masih Mendominasi Pengangguran
Berdasarkan tingkat pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mencatatkan tingkat pengangguran tertinggi, yakni 8,63%. Angka ini mencerminkan tantangan link and match antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri.
Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) menyusul dengan TPT sebesar 6,88%. Sementara lulusan pendidikan tinggi, mulai dari Diploma IV hingga S3, mencatat tingkat pengangguran sebesar 5,39%.
Adapun tingkat pengangguran lulusan Diploma I/II/III berada di level 4,31%, lulusan SMP 3,80%, dan lulusan SD ke bawah 2,30%.
Secara regional, Papua Barat Daya mencatat tingkat pengangguran tertinggi nasional dengan TPT sebesar 6,96%, disusul Papua sebesar 6,85%. Jawa Barat menempati posisi ketiga dengan TPT 6,77%, diikuti Banten 6,69% dan Kepulauan Riau 6,45%.
Data ini menunjukkan bahwa tantangan ketenagakerjaan masih terkonsentrasi di sejumlah wilayah dengan basis industri dan urbanisasi tinggi.
Ke depan, dinamika pasar tenaga kerja Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta penyesuaian sistem pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan industri yang terus berubah.





