Channel9.id-Jakarta. Kaspersky menyebut vaksin corona akan menjadi target ancaman siber di 2021 mendatang.
“Apa ancaman yang ada di 2021? Apa produk baru yang akan di jual sampai jutaan? Betul, itu adalah vaksin corona yang membuat banyak perubahan dalam kehidupan,” kata Director of Global Research and Analysis (GReAT) untuk Asia Pasifik Kaspersky Vitaly Kamluk pada Selasa (8/12).
Serangan siber tersebut ditujukan untuk merusak reputasi digital perusahaan yang sedang mengembangkan vaksin corona di banyak negara. Selain itu, data logistik sampai finansial pun mesti diwaspadai dari serangan peretas.
Baca juga : Identitas Pribadi Hingga Akun Online Banking Dijual di Dark Web
Maka dari itu, pengamanan data harus diperhatikan, terutama mereka tengah mengembangkan vaksin corona. Jika terjadi ‘kecolongan’ serangan, korban disarankan untuk tak berkompromi dengan kriminal.
“Jangan bekerja sama dengan penjahat karena pasti di awal akan dilakukan kompromi, namun ini berujung pada jebakan,” pungkas Kamluk.
Sebelumnya, laporan serangan siber pada proses pengembangan vaksin sudah ada sejak pertengahan 2020, di mana saling negara saling tuding mencuri data riset.
Karena pandemi
Secara umum, pandemi Covid-19 memaksa banyak perusahaan menerapkan kebijakan work from home (WFH). Sistem ini sejatinya rentan terhadap pembobolan data, karena ruang kerja di rumah yang keamanan jaringannya rentan.
Lalu, penggunaan media sosial hingga internet yang kian tinggi juga memperluas celah bagi penjahat dunia maya.
“Salah satu efek yang paling terlihat dari pandemi ini adalah bagaimana hal itu memaksa semua orang, dari individu hingga perusahaan terbesar, untuk mengalihkan banyak aktivitas mereka secara online. Ketergantungan ini, yang dipicu oleh kebutuhan kita sebagai bentuk menjaga kesehatan fisik, juga mendorong untuk meningkatkan penggunaan media sosial. Sejalan dengan tren ini juga menjadi terbukanya pintu yang lebih luas bagi penjahat dunia maya untuk mengeksploitasi,” jelas Kamluk.
Lebih lanjut, kondisi pandemi juga mendorong penjahat siber membuat satu klik email phishing, membagikan tautan berbahaya, meneruskan gambar yang terinfeksi, dan masih banyak lagi.
(LH)