Channel9.id – Jakarta. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan penelusuran terkait aksi seorang perempuan bercadar menodongkan pistol ke anggota Paspampres di depan Istana Negara, Selasa 25 Oktober 2022.
Hasil penelusuran sementara BNPT mengungkap perempuan bernama Siti Elina itu diduga merupakan anggota Hizbut Tahrir Inonesia (HTI). HTI adalah organisasi yang sudah dilarang di Indonesia
“Ia juga diketahui sering memposting propaganda khilafah melalui akun media sosialnya,” kata Direktur Pencegahan BNPT R Ahmad Nurwakhid saat dihubungi, Selasa, 25 Oktober 2022.
Baca juga: Perempuan Bawa Pistol Terobos Istana Negara, BNPT Dalami Keterkaitan Dengan Jaringan Terorisme
Hingga kini, BNPT sedang mendalami dugaan jaringan terorisme terkait aksi Siti Elina yang membawa pistol dan mencoba menerobos Istana Negara pada Selasa 25 Oktober 2022.
“BNPT sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal,” kata Nurwakhid melalui keterangannya di Jakarta, Selasa 25 Oktober 2022.
Menurut BNPT, pendalaman terhadap profil dan motif pelaku terus dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat adanya keterkaitan dengan aktor-aktor lain.
Nurwakhid mengatakan kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia bukan hal yang baru. Peristiwa tersebut mengingatkan pada ancaman bom di Istana Negara yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada tahun 2016.
Calon pengantin yang ingin melakukan aksi teror di Istana Negara tersebut ialah Dian Yuli Novi. Kemudian keterlibatan perempuan dalam aksi teror juga terjadi pada tahun 2021 saat Zazkia Aini menyerang Mabes Polri.
Nurwakhid menegaskan BNPT telah mewaspadai tingkat kerentanan perempuan untuk direkrut dan dijadikan sebagai pengantin oleh kelompok teroris.
Dalam jaringan teroris, perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir.
“Pemanfaatan perempuan dalam aksi terorisme memang tren baru khususnya yang dilakukan ISIS baik dilakukan dengan jaringan atau lone wolf yang tidak terikat komando dan jaringan,” ujar dia.
BNPT telah berupaya meminimalisir keterpaparan perempuan dalam jaringan dan aksi terorisme, dengan cara melibatkan perempuan sebagai agen perdamaian. Kaum ibu harus diberikan pencerahan karena kelompok tersebut dijadikan salah satu sasaran potensial oleh jaringan terorisme.