Channel9.id-Jakarta. Aplikasi Zoom kian digandrungi pengguna selama work from home (WFH) dijalani sejumlah perusahaan, selama pandemi virus Corona masih mewabah.
Aplikasi ini mempermudah komunikasi antar kolega kantor atau bahkan belajar. Namun, dibalik sejumlah manfaatnya itu, muncul kabar bahwa Zoom memiliki isu privasi.
Lima ratus ribu lebih akun pengguna Zoom dilaporkan dijual di situs dark web dan forum peretas. Diketahui, dark web atau darknet merupakan sebuah bagian dari internet yang tak bisa diakses sembarang orang.
Adapun cara peretas mengambil akun pengguna yaitu dengan membobol salah satu akun Zoom. Setelah login, mereka membobol sistem privasi data Zoom. Kemudian mereka menghimpun ratusan ribu akun dan menjulanya kepada peretas lain.
MacRumors melaporkan, akun yang dijual ini untuk melakukan serangan Zoombombing, yang merupakan serangan dari hacker berupa gangguan dari luar yang membajak konferensi video, dengan mengirim gambar-gambar tidak senonoh atau ujaran kebencian disertai ancaman.
Pada Rabu, 1 April lalu, perusahaan intelijen AS Cybersecurity Cyble mengatakan kepada jurnalis Bleeping Computer bahwa pihaknya melihat ada proses jual-beli akun Zoom di salah satu forum peretas.
Sebagai informasi, peretas menjual akun dengan harga murah yaitu US$0,0020 sen per akun.
Cybersecurity Cyble pun melaporkan, 290 akun Zoom berkaitan dengan beberapa universitas di Amerika Serikat seperti University of Vermont, University of Colorado, University of Dartmouth, University of Lafayette, University of Florida, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, ada pula akun-akun Zoom dari perusahaan ternama AS, seperti Chase dan Citibank.
(LH)