Channel9.id – Jakarta. Ketua Umum PP Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Prof Asep Saifuddin Chalim mengatakan pendidikan karakter di masa pandemi tidak berjalan secara efektif, karena pembelajaran secara daring memutuskan mata rantai pertemuan guru dengan siswa.
“Guru tidak bisa memantau langsung perkembangan perilaku siswa. Hal ini mengakibatkan pada keterbatasan guru dalam membimbing langsung perilaku siswa yang melakukan kesalahan dan ini merupakan salah satu kendala pembinaan karakter siswa di masa pandemi seperti sekarang ini,” ujar Asep dalam Webinar Nasional bertajuk “Tantangan dan Solusi Pendidikan Karakter di Masa Pandemi”, Rabu (8/9/2021) malam.
Dikatakannya bahwa pembelajaran daring merupakan perpindahan media belajar dari ruang kelas ke dunia maya. Karena itu, memang menjadi kendala bagi guru dalam mendidik siswa.
Namun demikian, pimpinan Pesantren Amanatul Ummah itu mengatakan bahwa walau dalam kondisi Covid-19 seperti ini proses pembelajaran tetap harus berjalan dengan baik agar siswa tetap terdidik dengan baik.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Warul Walidin yang tampil sebagai pamateri kedua menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan salah satu dimensi terpenting dalam pendidikan Nasional. Pendidikan karakter yang selama ini menjadi program prioritas pemerintah juga mengalami dampak yang signifikan setelah pemberlakuan pembelajaran daring.
Baca juga: PERGUNU: Mendikbud Gagal Selesaikan Masalah Pendidikan
Warul menjelaskan tentang bererapa tantangan pendidikan karakter di masa Covid-19 yaitu learning loss, peserta didik kehilangan role model, kehilangan interaksi edukatif, ketidaksiapan orang tua, kegandrungan kepada alat komunikasi yang keterlaluan, kurang kuatnya ruang pendidikan aqidah, ibadah dan akhlakul karimah dan ketidakmampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan belajar daring.
Adapun solusi yang ditawarkan Warul adalah adanya kebijakan dan langkah-langkah yang terstruktur dan terukur dalam mengatasi learning loss. Seperti memperkuat trilogi pendidikan, adanya penguatan keteladanan secara massif, adanya interaksi edukatif yang lebih intens melalui daring, pendidikan karakter berbasis multiple intelegence, adanya koordinasi guru dengan orang tua siswa, serta pemblokiran situs-situs merusak dan hoaks.
“Dalam suasan pandemi seperti ini perlu adanya komunikasi dan koordinasi yang intens antara guru dan orang tua siswa agar siswa tidak melakukan hal-hal yang merusak dan merugikan dirinya sendiri dan keluarga,” jelasnya.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi yang menjadi keynote speech, dalam paparannya mengatakan bahwa guru adalah profesi yang sangat mulia, karena guru bertugas mendidik dan mencerdaskan generasi bangsa. Kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh guru.
“Karena itu, walau dalam masa pendemi seperti ini, guru tetap harus bersemangat dalam mendidik dan membina siswa agar menjadi generasi yang bermanfaat untuk bangsa dan agama,” tuturnya.
HY