Channel9.id-Jakarta. Pemerintah Arab Saudi mengumumkan bahwa pihaknya membuka pelaksanaan umroh secara bertahap mulai Oktober mendatang. Mula-mula pelaksanaan umroh hanya dibuka untuk jamaah dalam negeri dan ekspatriat. Kemudian jika memungkinkan, akan dibuka untuk jamaah dari luar Arab Saudi.
Pembukaan pelaksanaan umroh itu disambut baik oleh Forum Silaturahim Asosiasi Travel Haji dan Umrah (SATHU)—yang sebelumnya asosiasi Permusyawaratan Antar Syarikat Travel Umrah dan Haji Indonesia (PATUHI).
Kendati begitu, Ketua Harian Forum SATHU Artha Hanif mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dari pemerintah Arab Saudi. “Soal bagaimana proses ke depannya, menimbang mereka membagi pelaksanaan umroh menjadi tiga tahap. Kita menunggu proses ini semuanya,” katanya, saat dihubungi Channel9, Jumat (25/9).
Terlebih lagi informasi soal bagaimana pelayanan protokol kesehatan Covid-19 diterapkan di sana saat pelaksanaan umroh, seperti dalam penggunaan kendaraan dan penginapan jamaah.
“Kita belum tahu karena evaluasi tentang haji pun kita belum dengar kabar. Jadi kita terus mencermati bagaimana pemerintah Arab Saudi menerima jamaah haji dari luar negeri, dari semua protokolnya penanganan Covid-19 dan lain sebagainya,” jelasnya.
Baca juga: Presiden AGSI: Mapel Sejarah Digeser Jadi Pilihan, Penjelasan Nadiem Belum Jernih
Artha menekankan bahwa bagaimana sebuah negara menangani Covid-19 bisa menjadi faktor pemerintah Arab Saudi dalam menerima jamaah umroh. Jika kurva kasus positif Covid-19 melandai, ada kemudian suatu negara bisa diizinkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk melaksanakan atau mengirim jamaah untuk umroh. “Sebab jika ada jamaah yang positif Covid, tentu akan menjadi kekhawatiran, karena bisa mengganggu keselamatan rakyat Arab Saudi dan jamaah dari negara lainnya. Tapi, kita enggak tahu,” sambung dia.
Guna mengantisipasi hal tersebut, kata Artha, jamaah tentu harus memenuhi ketentuan dari dalam negeri dan Arab Saudi. “Misalnya, apakah harus dikarantina dan segala macam, apakah secara mental jamaah sudah siap dan lain sebagainya,” terangnya.
Lebih lanjut, Artha mengaku bahwa kondisi pandemi ini telah menyulitkan pihaknya secara ekonomi. Ia bahkan mengaku sekal Februari tidak ada pemasukan sama sekali di travel perjalanan haji dan umroh (TPHU).
“Secara bisnis perusahaan, ini menjadi PR tersendiri bagi kami. Lintas asosiasi terus memikirkan bagaimana TPHU tetap eksis, tidak makin terpuruk,” katanya. Ia melanjutkan bahwa banyak TPHU yang meliburkan karyawannya, bahkan ada yang tidak ada kegiatan sama sekali gitu kan. Mungkin juga ada masalah masalah lain selain itu,” tuturnya.
“Karena kita semuanya masih menyorot dan mencermati dengan seksama, ya kita masih belum bisa berbuat banyak. Kita masih terus begitu. Tidak ada referensi yang bisa kita gunakan, tidak ada data yang bisa kita telaah atau follow up sama sekali. Kecuali kita mencermati saja, karena ini masih urusan internal dalam negeri Saudi Arabia,” pungkas Artha.
(LH)