Hot Topic Nasional

Permohonan Maaf Panglima TNI Dinilai Tak Cukup Jika Tak Tarik Pasukan di Rempang

Channel9.id – Jakarta. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sudah meminta maaf kepada masyarakat atas instruksi piting pendemo di Pulau Rempang, Batam. Namun, Public Interest Lawyer Network (Pilnet) Indonesia menilai permohonan maaf saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan penarikan prajurit di wilayah Rempang.

“Permintaan maaf saja dari Panglima TNI itu tidak cukup jika tidak diikuti dengan penarikan Prajurit TNI secara khusus yang paling dekat adalah tugas pembantuan di Pulau Rempang,” ujar pengacara Publik Pilnet, Teo Reffelsen melalui keterangan tertulis, Kamis (21/9/2023) dikutip dari CNN Indonesia.

Teo menilai pengerahan prajurit TNI di wilayah Rempang tidak memiliki legitimasi hukum. Ia juga menyebut peranan Presiden dan DPR lemah untuk memastikan TNI bertugas pada koridor tugas pertahanan.

Selain itu, ia juga mendesak Panglima TNI mengevaluasi kebijakan pengarahan prajurit, terlebih keterlibatannya dalam konflik agraria. Menurut Teo, TNI seharusnya berfokus pada isu pertahanan, profesionalitas, maupun tantangan perkembangan situasi global dan kemajuan teknologi.

“Situasi ini juga imbas dari kegagalan Presiden dan DPR untuk memastikan profesionalitas TNI dengan tidak membuka kerja sama-kerja sama di luar tugas pertahanan dan tugas pembantuan sesuai dengan UU TNI,” pungkasnya.

Sebelumnya, beredar video di media sosial yang memperlihatkan Panglima TNI Yudo Margono memberi instruksi untuk memiting pendemo terkait konflik di Pulau Rempang, Batam. Instruksi itu disampaikan Yudo kepada komandan satuan bawahan terkait penanganan demo di Rempang dan disiarkan secara langsung di akun Youtube Puspen TNI.

“Lebih dari masyarakatnya itu satu orang miting satu. Ya kan TNI-nya umpanya, masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan 1.000. Satu miting satu itu kan selesai. Nggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu,” tutur Yudo dalam siaran langsung tersebut.

Setelah mendapat kritikan tajam dari netizen, Yudo Margono pun meminta maaf soal ucapan ‘piting’ pendemo di wilayah Rempang. Yudo meminta maaf karena ucapannya itu membuat masyarakat salah paham karena makna piting yang dipahaminya berbeda.

“Tentunya pada kali ini saya mohon maaf, sekali lagi saya mohon maaf atas pernyataan kemarin, yang mungkin masyarakat menilai salah dipiting,” ucap Yudo saat ditemui wartawan di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (19/9/2023).

Yudo menjelaskan penggunaan kalimat itu biasa digunakannya dalam konteks bukan kekerasan. Yudo mengatakan tindakan memiting sering ia lakukan sebagai anak desa semasa lalu. Menurutnya, memiting adalah tindakan yang lebih aman karena tidak menggunakan alat.

“Itu saya enggak tahu karena bahasa saya itu orang ‘ndeso’, yang biasa mungkin melaksanakan dulu waktu kecil kan sering piting-pitingan dengan teman saya tuh. Saya pikir dipiting lebih aman, karena memang kita tak punya alat,” terang Yudo.

“TNI tidak dilibatkan untuk tadi memakai alat seperti yang zaman dulu, tidak ada,” tambahnya.

Baca juga: Panglima TNI Minta Maaf atas Instruksi ‘Piting’ Masyarakat Rempang

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

68  +    =  70