Lifestyle & Sport

Pernah Ditolak Raja Willem III, Intan Sultan Banjar Saksi Gelap Kekejaman Kolonial

Channel9.id-Jakarta. Benda berkilau itu sempat tak terurus di gudang, setelah Rajam Willem III menolak menerimanya. Kini, Intan Banjar menjadi salah satu koleksi Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda.

Dalam sebuah lemari kaca, Intan Banjar diletakkan persis di tengah-tengah ruangan “Dutch East Indies” sehingga pengunjung ruangan, akan selalu dapat menikmati kilau berlian milik Sultan Banjar ini.

Sejumlah artefak lain, seperti benda-benda terbuat dari emas seberat 230 kilogram, 7000 perak dan permata yang tak terhitung jumlahnya dari Lombok yang dibawa oleh tentara Belanda setelah menaklukan dari wilayah Lombok pada 1894, juga dipajang.

Juga nampak sejumlah meriam yang disebutkan dibawa setelah Perang Jawa pada 1825-1830, ketika Belanda menghadapi Perang melawan Pangeran Diponegoro yang menguras kas kerajaan Belanda saat itu.

Seperti ditulis oleh BBC, Nasib berlian Banjarmasin sendiri setelah dibawa ke Belanda pada abad ke-19 dulu tak berjalan mulus.

Setelah ditolak Raja Willem III karena biaya pengolahan yang tinggi, berlian ini disimpan di gudang dan akhirnya diserahkan ke Rijksmuseum sebagai “milik pemerintahan kolonial” pada 1902. Kondisi ini yang disebut seorang menteri saat itu sebagai “benda jelek dan kotor,” yang ingin dibuangnya.

Di museum terbesar di Belanda ini, berlian Banjarmasin ini juga sempat puluhan tahun tersimpan di gudang sampai akhirnya dipajang lagi pada 2013 dan menjadi “36 karat” dari yang semula “80 karat”.

Keterangan resmi saat ini tertulis, “Berlian ini adalah jarahan perang. Berlian ini dulu dimiliki oleh Panembahan Adam, Sultan Banjarmasin di Kalimantan.

“Setelah kematian sultan, Belanda ikut campur dalam perang suksesi kesultanan. Pada tahun 1859, tentara Belanda menguasai Banjarmasin dengan kekerasan dan menghapuskan kesultanan.”

Tulisan “jarahan perang” di keterangan baru tercantum dalam beberapa tahun terakhir, setelah sebelumnya tidak ada keterangan jelas.

Sejarawan Belanda, Caroline Drieenhuizen mengatakan pada tahun 2017, “Setelah ada masalah terkait suksesi, Belanda memutuskan untuk menghentikan kesultanan. Berlian ditetapkan sebagai milik negara Belanda,” katanya.


Edy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  5  =