Channel9.id-Jakarta. Pada Rabu (2/2) waktu setempat, Facebook melaporkan adanya penurunan pengguna harian di skala global pada kuartal awal ini. Bersama dengan ini, perusahaan juga melaporkan bahwa pertumbuhan iklan lebih rendah dari perkiraan. Dua hal ini lantas membuat saham perusahaan anjlok sekitar 20%, yang menurunkan nilai pasar sekitar $200 miliar atau sekitar Rp2,875 triliun.
Kondisi itu menunjukkan bahwa rebranding “Facebook” menjadi “Meta” tidaklah cukup untuk mengalihkan investor dari masalah inti media sosial tersebut. Pertumbuhan pengguna di Facebook, Instagram, dan WhatsApp tampak stagnan pada kuartal terakhir.
Baca juga: Facebook dan Instagram Sering Jadi Target Scammer
Dilansir dari The Verge (3/2), aplikasi utama Meta, Facebook, dilaporkan kehilangan 1 juta pengguna harian di Amerika Utara—yakni wilayah yang memberi penghasilan paling banyak dari iklan. Juru bicara Facebook mengatakan bahwa ini menjadi penurunan beruntun yang terjadi pertama kali dalam sejarah perusahaan.
Diketahui, penurunan pengguna harian Facebook secara global menurun menjadi 1,929 miliar, dari 1,93 miliar pada kuartal sebelumnya. Ini diduga menjadi cerminan bahwa Facebook kurang relevan dengan kaum muda. Sayangnya, Meta tak merinci jumlah pengguna Instagram. Namun, dikatakan bahwa pengguna harian di semua aplikasinya nyaris selalu naik, dan kini total pengguna dari semua aplikasinya menjadi 2,82 miliar.
Meta masih mendapat keuntungan. Perusahaan menghasilkan hampir $40 miliar atau sekitar Rp575 triliun laba pada tahun lalu, sebagian besar dari iklan. Namun, perusahaan juga merugi miliaran dari Reality Labs, divisi yang bertanggung jawab atas headset Quest VR, perangkat lunak VR, kacamata AR yang akan datang, dan inisiatif terkait metaverse lainnya. Divisi ini kehilangan $10,2 miliar (sekitar Rp146 triliun) tahun lalu, dan melaporkan pendapatan $2,3 miliar (sekitar Rp33 triliun).
CEO Meta Mark Zuckerberg bermaksud menggelontorkan lebih banyak pengeluaran di Reality Labs pada tahun-tahun mendatang, dan dia juga melihat kombinasi AR dan VR sebagai platform besar berikutnya. Jelas bahwa masalah terbesar yang dihadapi Meta saat ini ialah bisnis media sosial, yang seharusnya membantu investasi tersebut.
(LH)