Channel9.id-Jakarta. PT Pertamina (Persero) kembali masuk dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2021. Berada di posisi 287, Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut.
Pertamina mencatatkan nilai revenue perusahaan sebesar USD 41,47 miliar pada tahun buku 2020.
Pertamina mengungguli perusahaan-perusahaan global raksasa lainnya, seperti Coca-Cola di peringkat 370, Repsol di posisi 381, Tesla di peringkat 392, dan Danone di posisi 454. Adapun posisi pertama, ditempati Walmart.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, hal itu merupakan pengakuan dunia internasional bahwa perusahaan minyak pelat merah itu sejajar dengan perusahaan kelas dunia.
Baca juga: Perombakan Pertamina, Nicke Dipertahankan Sebagai Direktur Utama
Nicke mengatakan dalam tantangan pandemi sejak tahun lalu, Pertamina mengalami triple shock sehingga mengalami penurunan pendapatan secara signifikan.
“Namun dengan inovasi danterobosan bisnis yang dilakukan di seluruh lini bisnis serta transformasi organisasi yang tengah dijalankan, Pertamina mampu meningkatkan pendapatan perusahaan hingga USD 41,47 miliar dan mencetak laba USD 1,05 miliar pada tahun 2020,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (3/8).
Sebagai BUMN, lanjut Nicke, Pertamina juga konsisten memastikan penyediaan energi untuk negeri melaluiberbagai program, di antaranya BBM Satu Harga, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan dan Petani, pembangunan Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi, serta Infrastruktur Hilir lainnya.
Melalui pencapaian kinerja operasional dan keuangan Pertamina, total pendapatan Pemerintah pada tahun 2020 yang dikontribusi dari Pertamina hampir mencapai Rp 200 Triliun, yaitu setoran Pajak, Deviden, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 126,7 triliun serta penerimaan negara dari Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara (MMKBN) dariblok-blok migas Pertamina sebesar Rp 73,1 Triliun.
“Dengan ekosistem energi yang terus berjalan dari hulu ke hilir, Pertamina menjaga keberlangsungan hidup 1,2 Juta tenaga kerja langsung, serta multiplier effect terhadap sekitar 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung,”papar Nicke.
Selain itu, dukungan Pertamina kepada masyarakat luas untukpemulihan pandemi juga terus dirasakan. Mulai dari pembangunan beberapa rumah sakit covid-19, bantuan transportasi untuk distribusi oksigen, hingga perhatian Pertamina kepada lebih dari13.000 UMKM terdampak pandemi untuk dapat bertahan bahkan naik kelas.
“Tantangan pandemi COVID-19 tidak ringan. Selain memantapkan langkah untuk dapatmencapai target nilai pasar USD 100 miliar pada 2024 mendatang, seluruh jajaran manajemen danpekerja tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kami optimis akan terus tumbuh dan terus memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara,” pungkas Nicke.