Pelita Air lebur ke garuda
Ekbis

Pertamina Siapkan Peleburan Pelita Air ke Garuda Indonesia, Fokus ke Bisnis Inti

Channel9.id, Jakarta – PT Pertamina (Persero) berencana melebur sejumlah anak usahanya, termasuk sektor penerbangan. Pelita Air disebut-sebut bakal bergabung dengan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) sesuai arahan integrasi lini usaha di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa langkah spin-off dilakukan agar perusahaan bisa lebih fokus pada bisnis utama, yakni minyak dan gas (oil and gas) serta energi terbarukan (renewable energy).

“Semua langkah ini ditempuh untuk menjaga reputasi perusahaan, memperkuat kepercayaan pemangku kepentingan, mengoptimalkan advokasi kebijakan, dan membangun komunikasi yang efektif,” kata Simon saat rapat dengan DPR, dikutip Minggu (14/9/2025).

Ia menambahkan, efisiensi dan efektivitas bisnis akan menjadi prioritas dengan mengintegrasikan aktivitas di berbagai lini usaha. Selain Pelita Air, Pertamina juga akan memperkuat kinerja di sektor hilir migas dengan mengonsolidasikan tiga subholding utama: PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS).

Isu penggabungan Garuda Indonesia dan Pelita Air sejatinya sudah mencuat sejak Agustus 2023. Kala itu, Kementerian BUMN menilai merger bisa menekan biaya logistik penerbangan sekaligus meningkatkan efisiensi. Namun, sejumlah pihak khawatir kondisi keuangan Garuda akan membebani Pelita Air yang justru mencatatkan kinerja positif.

Sepanjang 2024, Pelita Air mencatat pertumbuhan pendapatan hingga 81,34% dan meraih laba perdana sejak berdiri. Tingkat keterisian kursi (seat load factor) mencapai 81%, dengan ketepatan waktu penerbangan stabil di atas 90%. Bahkan, pada Agustus 2024, Pelita Air membuka rute internasional pertamanya dari Jakarta ke Singapura.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, sebelumnya menyebut ada dua opsi skema merger. Pertama, lisensi penerbangan reguler Pelita Air dialihkan ke Citilink, anak usaha Garuda Indonesia. Kedua, ketiga maskapai pelat merah—Garuda, Citilink, dan Pelita Air—dilebur ke dalam Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, InJourney. Namun kepastian skema baru akan ditentukan setelah kondisi keuangan Garuda dinilai cukup sehat.

Jejak Panjang Pelita Air

Pelita Air bukan pemain baru di dunia penerbangan. Maskapai ini resmi berdiri pada 1970 sebagai PT Pelita Air Service (PAS), setelah sebelumnya beroperasi sejak 1963 sebagai departemen layanan udara Pertamina. Awalnya, Pelita Air mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas, termasuk transportasi kargo, personel, hingga layanan darurat seperti pemadaman kebakaran, evakuasi medis, dan penanganan tumpahan minyak.

Selama puluhan tahun, Pelita Air melayani penerbangan charter untuk perusahaan migas, baik lokal maupun internasional. Seiring waktu, cakupan layanannya meluas, mulai dari penerbangan VVIP, offshore, hingga survei geologi.

Pada April 2022, Pelita Air resmi masuk ke pasar penerbangan komersial dengan melayani rute perdana Jakarta–Bali. Kini, maskapai ini mengoperasikan armada Airbus A320, serta pesawat rotary wing dan fixed wing untuk mendukung operasional di berbagai wilayah Indonesia.

Langkah peleburan dengan Garuda Indonesia menjadi babak baru bagi Pelita Air sekaligus bagian dari strategi Pertamina untuk menyelaraskan bisnis dengan fokus energi dan efisiensi BUMN.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

29  +    =  30