Channel9.id-Jakarta. Pertanian vertikal membutuhkan sumber daya lebih sedikit dan produktivitas lebih tinggi namun butuh teknologi dan biaya tinggi.
Pertanian Vertical dilirik menjadi salah satu alternatif untuk menjawab masalah pangan di daerah perkotaan. Produksi panganan lokal diperkirakan dapat mengurangi ongkos produksi dengan pertimbangan dapat mengurangi jarak distribusi dari daerah penghasil pangan ke wilayah konsumsi.
Praktik uji coba penerapan pertanian vertical dilakukan di India dengan Kerjasama perusahaan teknologi asal Inggris Vertical Future dan perusahaan retail local Modi Fresh.Jamie Burrows, CEO Vertical Future, menyatakan bahwa Kerjasama dengan Modi Fresh merupakan inovasi yang menjawab masalah local.
Vertikal Future disebut akan bertanggung jawab mengembangkan penerapan teknologi untuk menciptakan pertanian vertical skala besar yang dekat dengan lokasi konsumsi. Sedangkan Modi Fresh akan berfokus pada pemasaran, branding, distribusi, dan penjualan ke pedagang setempat.
India dapat menjadi percontohan produksi panganan local yang dapat diterapkan di banyak tempat dengan populasi perkotaan yang tinggi.
Dilansir dari Agripedia Krishi Jagran, usaha pertanian vertical menawarkan banyak keuntungan diatarnya optimasasi ruang, siklus produksi yang Panjang, metode pengehamtan air dan diduga dapat mengurangi dampak lingkungan dari produksi makanan. Masyarakat konsumen perkotaan juga dapat diuntungkan dengan ketersediaan pangan local dan pembukaan lapangan pekerjaan baru.
Namun penerapannya di India masih harus menghadapi beberapa permasalahan diantaranya, biaya permulaan yang besar karena mengharuskan pelaku bisnis untuk mengembangkan infrastruktur, sistem pencahayaan, dan sistem otomatisasi produksi.
Contoh lain produksi pangan hasil pertanian vertical berasal dari perusahaan AeroFarms asal New Jersey, Amerika Serikat, yang menyebut telah berhasil mengurangi konsumsi air sampai dengan 95 persen. Disebut juga 390 kali lipat lebih produktif dibanding dengan produksi konvensional dengan lahan yang sama.
Pertanian vertical diperkirakan tidak akan menggantikan industry pertanian konvensional. Namun dapat berperan sebagai pelengkap yang beriringan. Rantai pasok pangan global diperkirakan tidak mampu untuk memenuhi permintaan konsumsi masyarakat yang terus berkembang. Badan Makanan dan Agraria Persatuan Bangsa-bangsa menyebutkan bahwa produksi pangan harus meningkat sampai 70% sebelum tahun 2050.
Namun produksi pangan dari pertanian pada dasarnya memiliki masalah sumber daya. Industri pertanian sendiri telah menghabiskan 70 persen dari total konsumsi air global. Sedangkan populasi dunia sendiri diperkirakan akan menghadapi kesulitan akses sumber daya air pada tahun 2030.