Channel9.id-Jakarta. Ketegangan hubungan dagang yang terus berlanjut bakal menekan volume perdagangan dunia dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Bank Indonesia, dalam rilisnya, Kamis (18/7), menduga, perlambatan akan terjadi di pelbagai belahan dunia.
Perekonomian Amerika Serikat, yang memiliki ukuran terbesar di dunia, diperkirakan akan tumbuh melambat akibat ekspor yang menurun. Ini terjadi lantaran dampak ketegangan hubungan dagang dengan Tiongkok.
Selain itu, stimulus fiskal yang terbatas kian mempersulit ruang gerak ekonomi negeri adidaya ini. Belum lagi keyakinan pelaku ekonomi yang tak kunjung menguat turut menahan pergerakan ekonomi Amerika.
Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa juga melambat dipengaruhi penurunan kinerja ekspor. Eropa juga dihadapkan pada permasalahan struktural terkait aging population. Problem demografis Eropa ini yang kemudian berpengaruh pada permintaan domestik.
Kondisi berupa kinerja ekspor yang menurun serta permintaan domestik yang melambat juga terjadi di Tiongkok dan India. Ekonomi global yang melemah pada gilirannya makin menekan harga komoditas, termasuk harga minyak.
Sejumlah bank sentral di negara maju dan negara berkembang merespons dinamika ekonomi yang kurang menguntungkan ini dengan menempuh kebijakan moneter yang lebih longgar, termasuk bank sentral Amerika.
The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan moneter. Respons kebijakan tersebut mengurangi ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran masuk modal asing ke negara berkembang.