Channel9.id-Jakarta. Pemerintah merevisi kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2020 menjadi -3,8% dari perkiraan sebelumnya -3,2%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2020 bahkan akan mengalami penurunan yang lebih dalam yakni sebesar -3,8%.
“Dalam kuartal 2 ini, kita mengalami tekanan, dan ini tidak mudah. Kemungkinan kita akan alami kondisi pertumbuhan ekonomi negatif yang cukup dalam. Estimasi BKF (Badan Kebijakan Fiskal) -3,8%,” ungkapnya dalam acara Townhall Meeting Kemenkeu 2020, di Jakarta, Jumat (19/6).
Sri Mulyani menuturkan, setelah pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 nantinya akan sangat menentukan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II, III dan IV. Ia pun mengingatkan, hal tersebut merupakan tantangan yang saat ini tengah dihadapi oleh Indonesia.
Sri Mulyani mengharapkan serangkaian program pemulihan ekonomi nasional dapat menjadi penawar agar tidak terjadi resesi.
“Dengan seluruh program pemulihan ekonomi dan penanganan covid-19 yang sudah tertuang didalam postur APBN baru. APBN kita berubah luar biasa,” imbuhnya.
Sir Mulyani pun berharap APBN sudah mulai sehat, sehingga memiliki defisit yang hanya 1,76%, dengan keseimbangan primer mendekati nol.
Adapun kebutuhan anggaran penanggulangan covid-19 ini didasarkan pada beberapa sektor, seperti kesehatan, jaring pengaman sosial alias bantuan sosial (bansos), serta dukungan dunia usaha berupa insentif perpajakan hingga fasilitas untuk keringanan kredit.
“Kita harus menjaga dan mengelola keuangan dengan benar,” pungkasnya.