Channel9.id-Jakarta. Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia, Teuku Riefky, memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,1 persen dengan kisaran 3,9 persen hingga 4,3 persen pada triwulan III-2021. Pada triwulan sebelum perekonomian tumbuh 7,07 persen. “Gelombang Covid-19 yang terjadi di awal triwulan tiga mendorong kemungkinan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi seiring pengetatan mobilitas masyarakat di triwulan ini,” ujarnya, Selasa, 2 November 2021.
Secara keseluruhan pada 2021, dia memproyeksikan ekonomi akan tumbuh 3,8 persen. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan risiko akan terjadinya lonjakan kasus pada akhir tahun dan pembalikan arah di triwulan keempat sulit terjadi.
Melihat dinamika pertumbuhan ekonomi saat ini, Riefky mengingatkan bahwa pandemi belum sepenuhnya berakhir. Penerapan protokol kesehatan tetap harus menjadi perhatian meski aktivitas ekonomi terus berlangsung guna mencegah gelombang susulan. Lonjakan kasus Covid-19 tidak hanya menyerang sektor kesehatan, namun juga sistem ekonomi secara keseluruhan.
Riefky mengatakan menerapkan protokol kesehatan dan mempercepat tingkat vaksinasi kunci mengejar tingkat pertumbuhan kembali ke level pra-pandemi di kisaran 5,1-5,4 persen pada 2022. Menurut dia, berhasil atau tidaknya tingkat pertumbuhan ekonomi kembali ke level pra-pandemi akan tergantung dari seberapa sukses pemerintah dan masyarakat mencapai kedua hal tersebut, terlepas dengan berbagai ketidakpastian yang muncul.
” Presidensi G20 2022 di Indonesia dapat menjadi momentum yang tepat untuk pemerintah Indonesia mengatur ulang fokusnya dalam agenda pembangunan jangka panjang,” kata Riefky.