Channel9.id – Jakarta. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan masalah polusi udara merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Meski begitu, Heru menilai permasalahan tersebut baru bisa dituntaskan jika dilakukan bersama-sama oleh pemerintah daerah di sekitar Jakarta.
“Saya tidak mengatakan polusi itu dari Jabodetabek, enggak ya, jangan loh, nanti jadi bias. Mengatasi polusi harus bersama-sama DKI dan mitra kota di Jakarta. Ya udah, polusi di Jakarta tanggung jawab Pemda DKI,” kata Heru di kantor Itjen Kemendagri, Kamis (10/8/2023).
Pemprov DKI Jakarta telah menggalakkan aksi mengatasi polusi udara, mulai penambahan ruang terbuka hijau hingga beralih ke mobil listrik. Kendati demikian, Heru memandang Pemprov DKI tak bisa mengatasi masalah polusi udara seorang diri.
“Jadi kita sama-sama. DKI nggak kuat juga, DKI sekuat apa pun ya polusi itu tetap ada kalau tidak bisa bersama-sama bukan menghilangkan tanggung jawab pemerintah daerah,” ungkap Heru.
“Pemda sudah jelas, pembangunan sudah jelas. Kita tiap Minggu penambahan ruang terbuka hijau, setiap kelurahan setiap 3 bulan menambah ruang terbuka hijau,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan 50 persen polusi udara di Jakarta disebabkan oleh sektor transportasi. Karena itu, Pemprov DKI menggalakkan pembangunan transportasi umum berbasis rel untuk mengurangi kemacetan sekaligus polusi udara.
“Konsep DKI kan sudah jelas, bus listrik, kendaraan bermotor untuk petugas listrik, kita menggalakkan transportasi moda umum kereta umum, kereta api LRT dan lain-lain. Nah itu juga harus sama-sama dengan kebijakan pemerintah pusat untuk kebijakan mengatasi polusi udara ya Jabodetabek,” tegasnya.
Sebelumnya, kondisi udara di Jakarta baru-baru ini kembali jadi sorotan. Pasalnya, kualitas udara Jakarta sempat jadi yang terburuk di dunia.
Berdasarkan situs IQAir, Indeks kualitas udara (AQI) Jakarta pada Rabu (9/8/2023) pagi pukul 05.00 WIB mencapai 160 dengan konsentrasi polutan utama PM2.5 sebesar 72 mikrogram per meter kubik.
Nilai ini menempatkan kualitas udara Jakarta jadi yang paling terburuk di dunia disusul Johannesburg, Afrika Selatan (152); Beijing, Tiongkok (152); Santiago, Cili (131); dan Lahore, Pakistan (112).
Baca juga: Studi Temukan Hubungan Polusi Udara dan Perubahan Iklim
HT