Channel9.id – Jakarta. PLN menerjunkan empat dokter, lima perawat dan dua ambulance guna membantu korban terdampak Gempa Bumi dengan M 6,2 di Sulawesi Barat pada Jumat 15 Januari 2021.
Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi menyampaikan, bantuan itu merupakan bagian dari program PLN Peduli yang didukung oleh Yayasan Baitul Mal (YBM) PLN. Agung berharap, hadirnya tenaga medis dapat membantu masyarakat terdampak gempa memperoleh pelayanan medis.
“PLN Peduli terus berupaya hadir di setiap lokasi bencana, termasuk di Mamuju dan Majene. Ini merupakan wujud kepedulian PLN, sejak awal gempa kami sudah turun mulai dari kelistrikannya, kami buka posko bantuan dan dapur umum selain melayani tim kita juga layani masyarakat,” ucap Agung berdasarkan keterangan resmi, Senin 18 Januari 2021.
Selain menerjunkan tenaga medis, hingga Senin pagi tadi, PLN Peduli juga telah menyalurkan bantuan senilai 598 juta kepada korban gempa. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk bahan pangan, tenda dan terpal, pakaian, selimut, obat-obatan, perlengkapan medis serta alat penampungan air bersih.
Bantuan yang ada disalurkan melalui beberapa posko pengungsian di Mamuju dan Majene, antara lain Posko Pengungsian Kayuangin Malunda, SPN Makkatta dan Tappalang.
Semua bantuan itu diberikan karena dalam situasi pasca gempa, kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan bertambah. Terlebih dengan sementara tidur di pengungsian, tentu memiliki pengaruh terhadap kesehatan. Bahkan tidak hanya dokter umum, PLN juga menerjunkan dokter spesialis bedah tulang untuk membantu korban gempa.
“Kami kirimkan juga dokter spesialis tulang, untuk membantu tenaga kesehatan yang sudah ada di sini guna menanangani korban. Kami akan berkoordinasi dengan Tim Satgas Penanganan Bencana yang ada,” kata Agung.
Hera, ibu rumah tangga warga Desa Binanga Kecamatan Mamuju menyampaikan sangat terbantu dengan adanya tenaga medis dari PLN.
“Sudah dua hari ini saya mengalami demam dan batuk, biasanya saya langsung ke dokter. Namun pasca gempa ini banyak dokter yang tutup ditambah lagi adanya pandemi. Syukur alhamdulilah bisa datang ke posko PLN ini dan diberikan obat-obatan serta vitamin dari dokter. Posko ini membantu warga sekitar yang ada disini,” kata Hera.
Salah satu dokter, Ghania menyampaikan, setiap hari dirinya dan rekannya bisa memberikan pelayanan kesehatan hingga mencapai 100 pasien. Gejala yang paling sering ditemui antara lain, demam, flu, pusing, dan diare.
“Keluhan-keluhan ini memang kerap terjadi ketika bencana, terutama jika tinggal di pengungsian,” imbuh Ghania.
Di samping itu, dalam situasi pandemi Covid-19, dirinya terus mengingatkan kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di posko pengungsian untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan.
HY