Channel9.id-Polandia. Polandia saat ini tengah mengalami gelombang kelima Covid-19, ungkap Kementerian Kesehatannya, Selasa (18/1/2022). Mereka memperingatkan kalau penyebaran varian Omicron ini dapat menyebabkan pelonjakan kasus harian.
Di saat kasus harian di Polandia terus menurun sejak awal Desember, anggota Uni Eropa ini terbesar tak melakukan banyak hal sejak berakhirnya gelombang keempat. Mereka mencatat lebih dari 10,000 kasus per harinya ditengah-tengah rendahnya tingkat vaksinasi dan dilonggarkannya prokes Covid-19.
“Kami memprediksi puncak penularan akan terjadi pada pertengahan bulan Februari dan puncak itu akan mencapai sekitar 60,000 kasus per hari,” ujar Adam Niedzielsi saat jumpa pers.
Kasus harian tertinggi Polandia sejak awal pandemi yaitu mencapai 35,251 pada tanggal 1 April 2021.
Niedzielsi memprediksi kalau angka penularan yang akan dirilis pada hari Selasa ini akan melebihi angka 20,000.
Pada hari Jumat, 13 dari ke-17 anggota Dewan Kesehatan Polandia memberikan saran terhadap pencabutan prokes Covid-19, yang mereka sebut diambil tanpa dasar saintifik.
Salah satu anggota yang mengundurkan diri, Dr Konstanty Szuldrzynski, mengatakan kepada TVN24 pada hari Senin, bahwa tingkat kematian di negara-negara yang mempunyai prokes Covid-19 ketat jauh lebih kecil daripada di Polandia. Ia menambahkan kalau gelombang kelima ini akan membuat layanan kesehatan negara menjadi sangat sibuk.
“Kami menghadapi gelombang varian Omicron tanpa ada persiapan apapun. Perlu diingat bahwa tingginya tingkat kematian di Polandia tak hanya berkaitan dengan rendahnya tingkat vaksinasi, tapi juga karena kita memiliki sistem kesehatan yang kuno,” paparnya.
Niedzielski menyebutkan kalau ia telah berusaha meyakinkan anggota dewan lainnya yang sudah mengundurkan diri untuk meneruskan pekerjaannya, namun ia tak berhasil. Ia menyebutkan kalau badan penasihat baru akan segera dibentuk, yang mana akan mengambil langkah berbeda.
“Perubahan itu akan berfokus dalam mengembangkan format yang sudah ada, jadi nanti akan ada beragam ahli yang akan membantu dan menasehati sang perdana menteri,” ujar Niedzielski.
Negara dengan populasi 38 juta itu sejauh ini telah mencatat 4,323,482 kasus virus corona dan 102,309 kematian.
(RAG)