Channel9.id-Jakarta. Ketua pasukan bayaran Rusia, Wagner Group, yang saat ini sedang bertempur di timur Ukraina mengatakan bahwa ia dan pasukannya akan dianggap sebagai pengkhianat jika mereka meninggalkan posisinya di Bakhmut, Rabu (10/5).
Namun sang ketua, Yevgeny Prigozhin, melalui pesan audio mengatakan untuk kedua kalinya bahwa ia akan tetap meninggalkan Bakhmut jika mereka tidak menerima amunisi yang mereka butuhkan.
“Perintah untuk bertempur sudah masuk kemarin yang mana dijelaskan dengan tegas bahwa jika kita meninggalkan posisi kita (di Bakhmut), langkah itu akan dianggap sebuah pengkhianatan terhadap Rusia. Itu pesannya kepada kami,” ujar Prigozhin.
“Tapi jika tidak ada amunisi, maka kami akan meninggalkan posisi kami dan akan balik bertanya ke mereka siapa disini yang sebenarnya berkhianat. Nampaknya dia (yang berkhianat) adalah dia yang menandatangani (pasokan senjata dengan jumlah yang sedikit),” lanjutnya.
Ia mengatakan bahwa pasukannya akan tetap di Bakhmut dan akan tetap meminta Rusia untuk mengirimkan pasokan senjatanya selama beberapa hari kedepan.
Prigozhin sebelumnya sempat menuduh Menteri Pertahanan Rusia yang dengan sengaja mengirimkan pasokan senjata dengan jumlah yang sangat sedikit. Dalam tanggapannya, pihak kementerian mengatakan bahwa mereka berusaha memastikan seluruh lini depan pertempuran mempunyai pasokan senjata yang cukup.
Baca juga: Jelang Hari Kemenangan, Rusia Lancarkan Serangan Massal ke Ukraina
Sebelumnya pada Senin malam, Prigozhin mengatakan ada tanda-tanda isu kekeringan pasokan senjata akan segera selesai, namun kemudian ada pemotongan pengiriman pada hari Selasa.
“Mereka hanya mengirimkan 10% dari apa yang kami minta. Kita telah ditipu,” ujarnya.
(RAG)