TetenM.
Ekbis

Potensi Koperasi Profesional Sangat Besar untuk Kembangkan Usaha

Channel9.id-Jakarta. Koperasi di Indonesia masih bisa diandalkan sebagai pilihan dalam mengembangkan usaha. Manfaat yang didapat ada di seluruh aspek ekonomi dari hulu hingga hilir.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bahwa sebuah koperasi yang dibentuk kelompok anggota masyarakat harus berani membiayai atau mengelola sektor riil. Koperasi produksi sudah ada contohnya bisa menjadi sangat besar seperti koperasi susu Fonterra dari Selandia Baru yang sukses menguasai 30 persen pasar susu dunia.

“Koperasi harus jadi pilihan rasional, tidak dipaksa. Kita harus hadirkan koperasi sebagai pilihan rasional orang berusaha,” kata Teten dalam sebuah webinar yang diselenggarakan Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI), Kamis, 13 Agustus 2020.

Teten memaparkan bahwa pihaknya sedang merancang pilot project koperasi pangan yang akan diintegrasikan dengan program kehutanan sosial. Ditargetkan pencapaian ketahanan dan kedaulatan pangan nasional bisa tercapai dalam tempo singkat.

“Rencana kami akan bentuk koperasi pangan terutama di wilayah perhutanan sosial. Kami kerja sama dengan Kenterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementrian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dan Perhutani. Ini pilot project yang terdukung hulu ke hilir,” paparnya.

Teten meyakini koperasi produksi yang dikelola secara profesional akan banyak diminati masyarakat terutama Usaha Kecil Menengah (UMKM) untuk menjalankan konsolidasi usaha. Pemanfaatan teknologi digital juga ikut diterapkan agar seluruh proses bisa lebih efisien.

Teten pun mencontohkan proyeksi kesuksesan seorang petani saat bergabung dengan sistem koperasi produksi yang terkonsolidasi. Selain keuntungan hasil panen, petani juga berkesempatan mendapatkan kenaikan nilai tambah proses pengolahan produk serta keuntungan omzet penjualan ke tangan konsumen.

“Dalam sistem tertutup anggota koperasi bisa menikmati seluruh keuntungan ekonomi. Sebagai anggota koperasi dia akan diuntungkan karena terlibat di sistem, dengan begitu orang akan tertarik bergabung,” tuturnya.

Executive Committee ICCI Firdaus Putra mengatakan bahwa koperasi harus hadir dalam ekosistem digital dengan membangun kolaborasi bersama dengan pelaku digital lainnya sehingga anggota koperasi dapat lebih mudah mengakses layanan koperasi dimanapun dan kapan pun.

Hal tersebut selaras dengan agenda strategis perkoperasian saat ini, yaitu meningkatkan keinovasian koperasi agar mampu beradaptasi dan tumbuh berkembang dalam dunia bisnis yang bergerak cepat.

“Visinya dari anggota untuk anggota senantiasa harus dipegang teguh para pengurus agar tidak tergoda untuk menggunakan dana anggota untuk kepentingan investasi lain di luar bisnis inti koperasi,” kata Firdaus.

Ia juga meyakini animo masyarakat untuk menjadi anggota koperasi tetap tinggi mengingat daya jelajah koperasi yang dapat menjangkau hingga masyarakat kelas menengah ke bawah. Sektor UMKM termasuk yang paling banyak mengakses layanan koperasi karena dapat mendukung usaha rintisan tersebut.

“Koperasi simpan pinjam sudah banyak, kita harus masuk ke sektor riil. Karena single bisnis dia bisa memekarkan produksi atau pangan sesuai kepentingan anggotanya,” ucapnya.

Semantara itu, Ketua KSP Sahabat Mitra Sejati Ceppy Y Mulyana menuturkan modernisasi koperasi sangat bergantung pada kreativitas pelaku koperasi dalam memperkuat pola pengawasan manajemen koperasi. Pelaku koperasi juga terbuka untuk bekerja sama dengan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Kementerian Informasi dan Teknologi dalam rangka meningkatkan transparansi dan kredibilitas koperasi.

“Dengan membuka diri pada transparansi dan siap menjadi koperasi yang kredibel, berbagai peluang kerja sama strategis dapat dilakukan untuk dapat memperbesar nilai tambah kehadiran koperasi dalam memenuhi berbagai kebutuhan anggota,” tuturnya.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  23  =  31