Channel9.id, Jakarta – Proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall di pesisir utara Jawa kini resmi menjadi bagian dari pembahasan strategis antara Indonesia dan China. Presiden Prabowo Subianto membawa agenda pembangunan tersebut dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping di Great Hall of the People, Beijing, Rabu (3/9/2025).
Langkah ini menandai upaya pemerintah Indonesia untuk memperluas dukungan internasional terhadap megaproyek senilai sekitar Rp1.297 triliun tersebut. Prabowo menegaskan bahwa rencana pembangunan tanggul laut sepanjang 500 kilometer dari Banten hingga Gresik ini bukan hanya infrastruktur fisik, melainkan juga upaya menyelamatkan ekosistem pantai utara Jawa dan melindungi jutaan warga pesisir dari ancaman banjir rob.
“Proyek ini menyangkut jarak yang tidak pendek, dari Banten sampai Jawa Timur. Perkiraan biaya mencapai US$80 miliar,” ungkap Prabowo dalam kesempatan terpisah pada Konferensi Infrastruktur Internasional (ICI) 2025.
Pembahasan dengan Presiden Xi, meski belum diungkap secara rinci, dinilai sebagai bagian dari strategi diplomasi ekonomi Prabowo untuk memperdalam kemitraan Indonesia–China, khususnya di bidang pembangunan. Hal ini juga bertepatan dengan momentum 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Untuk mengawal proyek tersebut, Prabowo telah membentuk Badan Otorita Pengelola Pantura Jawa dan menunjuk Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan, Didit Herdiawan Ashaf, sebagai kepala badan. Didit menyebutkan bahwa tugas utama lembaga ini adalah memastikan pembangunan tanggul laut dapat berjalan sesuai tujuan, yakni mencegah bencana rob sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan pesisir.
“Giant sea wall bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi langkah jangka panjang untuk melindungi masyarakat dan ekosistem Pantura,” kata Didit di Jakarta.
Dengan masuknya isu giant sea wall dalam pembicaraan bilateral dengan China, proyek ini diperkirakan akan menjadi salah satu agenda prioritas kerja sama strategis kedua negara di masa depan.