prabowo soal pupuk
Ekbis

Prabowo Minta Revitalisasi Pabrik Pupuk untuk Tekan Harga dan Dorong Swasembada

Channel9.id, Jakara — Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk segera melakukan revitalisasi pabrik pupuk nasional guna menekan biaya produksi dan menurunkan harga pupuk bagi petani.

Arahan itu disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi usai menghadiri rapat terbatas di kediaman pribadi Presiden Prabowo di Kertanegara, Jakarta, pada Kamis (16/10/2025).

“Presiden meminta Mentan mencari skema dan terobosan agar ketersediaan pupuk nasional aman, termasuk melakukan revitalisasi terhadap pabrik-pabrik pupuk yang ada,” ujar Prasetyo.

Ia menegaskan, revitalisasi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi produktivitas pangan, sekaligus menurunkan harga pupuk yang selama ini menjadi beban utama petani.

“Jika harga pupuk bisa ditekan, biaya produksi juga turun, dan kesejahteraan petani meningkat,” tambahnya.

Terpisah, Direktur Supply Chain PT Pupuk Indonesia (Persero) Robby Setiabudi Madjid menjelaskan, pupuk memiliki kontribusi besar terhadap produktivitas pangan nasional.

Menurut hasil riset, 62% hasil pertanian ditentukan oleh sistem pemupukan yang berimbang. Karena itu, ketepatan waktu, jumlah, dan lokasi distribusi pupuk menjadi krusial.

“Jika harga pupuk naik Rp1.000 per kilogram saja, petani rata-rata akan mengurangi dosis 13–14%. Akibatnya, produksi padi dan jagung nasional bisa turun 7,5–8%, setara dengan 2,4 juta ton beras per tahun,” ungkap Robby dalam Agri Food Summit 2025 di Menara Bank Mega, Kamis (16/10/2025).

Sebagai tindak lanjut kebijakan tersebut, PT Pupuk Indonesia telah memulai revitalisasi pabrik tua yang telah beroperasi sejak 1970-an. Salah satunya melalui proyek Pabrik Pusri IIIB yang dikerjakan anak usaha PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri).

Proyek senilai lebih dari Rp10 triliun ini dibiayai melalui kredit sindikasi delapan bank nasional senilai Rp9,32 triliun, melibatkan BNI, Mandiri, BCA, BRI, BTN, BSI, BJB, dan BSB.

Pusri IIIB dirancang memiliki kapasitas produksi 907.000 ton urea dan 660.000 ton amonia per tahun, menggantikan pabrik lama yang kinerjanya menurun. Modernisasi juga diharapkan dapat menekan konsumsi gas menjadi 24–25 MMBTU per ton urea, lebih efisien dibandingkan pabrik lama yang mencapai 32 MMBTU.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi revitalisasi industri pupuk nasional, sekaligus mendukung target swasembada pangan dan menjaga ketahanan pasokan pupuk jangka panjang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

42  +    =  49