Channel9.id, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyatakan tingkat pengangguran dan kemiskinan absolut di Indonesia mengalami penurunan. Pernyataan itu ia sampaikan dengan mengacu pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS).
Hal tersebut diungkapkan Prabowo saat menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025). “Kepala BPS melaporkan kepada saya, angka pengangguran menurun, angka kemiskinan absolut juga menurun. Ini data resmi dari BPS,” kata Prabowo, dikutip Selasa (21/7/2025).
Sebelumnya, BPS sempat menunda publikasi data kemiskinan Indonesia yang dijadwalkan rilis pada Selasa (15/7/2025). Data tersebut mencakup profil kemiskinan, tingkat ketimpangan penduduk, serta data untuk semester I/2025. Pengumuman penundaan disampaikan hanya satu jam sebelum jadwal rilis pukul 11.00 WIB.
BPS menjelaskan, penundaan dilakukan untuk memastikan keakuratan dan kredibilitas data yang akan dipublikasikan. “Waktu rilis angka kemiskinan terbaru akan kami umumkan segera,” tulis BPS dalam pernyataan resminya.
Penundaan itu memicu kritik dari DPR, khususnya Fraksi PDI Perjuangan (PDIP). Wakil Ketua Komisi X Maria Yohana Esti Wijayati menilai, data tersebut penting untuk menyusun indikator Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026. Ia juga menilai keterlambatan BPS menimbulkan sorotan negatif terhadap mitra kerjanya di DPR.
“Kami meminta BPS menyampaikan data secara terbuka dan tepat waktu, sesuai jadwal yang telah ditetapkan,” ujar Maria dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR, Kamis (17/7/2025).
Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah, yang juga Ketua DPP PDIP, menyampaikan kritik serupa. Menurutnya, keterlambatan rilis data merugikan proses pembahasan anggaran dan para pelaku ekonomi. “BPS seharusnya tidak boleh terlambat, karena data mereka menjadi acuan bagi Badan Anggaran dan komisi terkait di DPR,” tegasnya di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).
Sebagai informasi, BPS secara rutin merilis data kemiskinan dan pengangguran dua kali setahun, yakni untuk periode Maret dan September. Data periode Maret biasanya diumumkan pada Juli, sementara data periode September dirilis pada Januari tahun berikutnya.
Pada laporan terakhir Januari 2025, BPS mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia pada September 2024 mencapai 24,06 juta jiwa atau 8,57% dari total populasi. Angka tersebut turun dibandingkan Maret 2024 yang tercatat 25,22 juta jiwa atau 9,03% dari populasi.