Channel9.id – Jakarta. Program Makan Gizi Gratis (MBG) yang telah berjalan selama satu tahun, dinilai memberikan manfaat besar bagi siswa-siswi di berbagai sekolah. Namun belakangan muncul kasus keracunan makanan di beberapa sekolah penerima program tersebut. Insiden ini kemudian memicu keresahan dari masyarakat, hingga mucul desakan dari sejumlah pihak agar program makan gizi gratis dihentikan.
Tommy Nicson, Ketua Lembaga Kajian Strategik PrabowoNomic menegaskan, sebaiknya Program Makan Gizi Gratis tetap djalankan.
“Jangan hanya karena satu kasus tersebut program ini dihentikan. Sebab kehadiran program makan gizi gratis banyak memberikan manfaat pada rakyat Indonesia,” ujar Tommy Nicson dalam keterangan tertulis, Senin (6/10/2025).
Menurut Tommy Nicson, selain meningkatkan kesehatan siswa, program Makan Bergizi Gratis berdampak langsung pada sektor ekonomi rakyat dan pembukaan lapangan kerja baru. Program MBG dapat mengurangi angka pengangguran. Ribuan tenaga kerja ditampung oleh program ini.
“Program makan gizi gratis mampu menggerakan perekonomi di bawah. Terutama UMKM, ikut menyuplai kebutuhan program makan gizi gratis, seperti beras, telur, minyak gorang, dan sayur – berasal dari UMKM,” pungkas Tommy Nicson.
Tommy meminta agar pihak penyelenggara MBG di lokasi sekolah yang mengalami kasus keracunan, segera diperiksa secara menyeluruh. Bila terbukti lalai, lanjut Tommy, tim penyedia program MBG di sekolah tersebut harus diganti sepenuhnya demi menjaga kualitas dan keamanan makanan bagi siswa.
Hal serupa disampaikan oleh Faisyal Chaniago, pengamat Komunikasi Politik Universitas Bung Karno (UBK), selain meningkatkan kesehatan dan kemampuan berpikir siswa, kehadiran program MBG berdampak langsung pada sektor ekonomi rakyat.
“Yang perlu diperbaiki adalah pengawasan terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan membuat SOP yang ketat. Tim atau pekerja yang ada dalam SPPG harus diisi orang-orang yang berkompeten dengan latar belakang pendidikan gizi dan mengerti tentang kesehatan masyarakat, dan sejenisnya,” jelasnya.
Selain di SPPG, tidak ada salahnya juga di BGN pun diisi orang-orang yang mempunyai latar belakang pendidikan dan keahlian di bidang gizi, kesehatan masyarakat dan kedokteran – agar program ini bisa berjalan baik. Sesuai dengan target, yaitu meningkatkan kesehatan dan kecerdasan siswa.