Channel9.id – Jakarta. Politikus Prancis mengutuk penyerangan ke rumah Vincent Jeanbrun, walikota L’Hay-les-Roses, Senin (3/7/2023). Serangan ini dilakukan dengan membakar mobil dan menabrakan mobil tersebut ke rumah Jeanbrun dengan harapan rumahnya kebakaran.
Saat itu Jeanbrun sedang tidak dirumah, namun istri dan anak-anaknya, yang masih berusia lima dan tujuh tahun, sedang dirumah saat serangan tersebut terjadi. Istrinya mengalami patah kaki karena serangan tersebut.
“Semalam kengerian dari kericuhan ini semakin menjadi,” ujar si walikota.
Kejadian itu terjadi di tengah malam saat istri Vincent Jeanbrun, Melania bersama anak-anaknya sedang tertidur pulas di ruamhnya sementara Jeanbrun sedang berada di balai kota L’Hay-les-Roses.
Terbangun karena rumahnya diserabg, Melanie bersama dua anaknya berusaha melarikan diri melalui belakang rumah. Namun saat melarikan diri, mereka terkena tembakan kembang api.
Tembakan itu menyebabkan Melanie mengalami patah kaki dan harus menjalani perawatan selama tiga bulan ke depan. “Saat berusaha melindunga anak-anak dan menyelamatkan diri dari para penyerang, istri dan salah satu anak saya terluka,” ujar Vincent Jeanbrun.
Kejadian ini kemudian dilaporkan oleh Jeanbrun ke Perdana Menteri Elisabeth Borne.
Baca juga: Nenek Nahel Minta Pengunjuk Rasa Prancis untuk Tenang
Kericuhan di Prancis ini berawal dari meninggalnya seorang remaja etnis Afrika Utara karena ditembak seorang petugas kepolisian karena melanggar rambu lalu lintas.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, lebih dari 200 anggota kepolisian Prancis terluka pada kericuhan yang terjadi di hari Sabtu.
Kebanyakan pengunjuk rasa yang ditahan pihak kepolisian masih berusia 17 tahun.
Warga Arab dan Afrika sendiri juga sudah mengeluhkan tindak rasisme sistematikan yang diberlakukan oleh pemerintah Prancis.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron membantah hal tersebut dan mendesak para orang tua untuk tidak mengizinkan anak-anak mereka turun ke jalan.
(RAG)