Channel9.id-Jakarta. Setelah sukses merilis lagu ‘Free As A Bird’, penyanyi dan penulis lagu Prass merilis lagu terbarunya berjudul ‘Pada Akhirnya Kita Kan Mati’.
Menariknya, di lagu ini, ia ditarik oleh label 88Rising untuk mempromosikan lagu tersebut secara lebih luas ke pasar internasional.
Prass sendiri bukan nama baru di kancah musik independen. Setelah debut albumnya Prass (2023) melahirkan single populer ‘Lucky Man’, ia kembali mencuri perhatian dengan ‘Free As A Bird’ di pertengahan 2025.
Kini, lewat ‘Pada Akhirnya Kita Kan Mati’, Prass menegaskan dirinya sebagai penyanyi-penulis lagu yang tidak hanya bercerita lewat lagu, tapi juga membuka jalan menuju panggung musik global.
Meski judulnya terdengar provokatif, ‘Pada Akhirnya Kita Kan Mati’ sama sekali bukanlah lagu yang bicara tentang kematian, melainkan tentang kehidupan itu sendiri.
“Ini refleksi penerimaan,” kata Prass, beberapa waktu yang lalu.
“Titik balik di mana gue mulai melihat dunia dengan cara berbeda. Hidup ini bukan hanya tentang diri sendiri, tapi tentang bagaimana kita saling terhubung. Dari situ lahir kesadaran untuk hidup lebih mindful, penuh syukur, dan menikmati setiap momen sekecil apa pun,” lanjutnya.
Secara musikal, single ini sedikit berbeda dari karya-karya Prass sebelumnya. Jika biasanya kental dengan nuansa country, kali ini ia menggeser arahnya ke pop dengan balutan pedal steel yang lebih subtle.
“Mungkin ini lagu gue yang paling nggak country,” ujarnya sambil tertawa. “Tapi justru gue bikin dengan pendekatan pop supaya lebih mudah dinikmati, bahkan saat lo lagi terjebak macet di jalan.”
Dalam penggarapan single ini, Prass dibantu Hilmi Adriansyah sebagai produser sekaligus music arranger. Beberapa musisi lain juga turut mengisi warna, seperti Maulana Dwi Putra (drum), Hilman Firmansyah (bass), Rezky Delian (perkusi), Fadli Julistia (gitar), Ratih Putri Apriliani (keyboard), dan Sigit Hadi Kurniawan (trumpet).
Single ini, juga Free As A Bird nantinya akan masuk ke album kedua Prass yang tengah dipersiapkan, berisi total 12 lagu.
Lebih jauh soal kolaborasi Prass dengan 88Rising, perusahaan musik global asal Amerika Serikat yang telah membawa nama besar seperti Joji, Rich Brian, NIKI, hingga Keith Ape ke panggung internasional.
Kerja sama ini bermula dari undangan lewat DM Instagram. “Awalnya gue kira akun anonim atau spam,” kenang Prass.
“Ternyata mereka benar dari Future Asian Music (FAM), distributor musik digital yang terhubung dengan 88Rising. Untuk sekarang fokusnya di distribusi dan pitching playlist, hal-hal yang selama ini gue handle sendiri. Dengan track record 88Rising, gue harap ini bisa bikin musik gue didengar lebih luas,” harapannya.
Kontributor: Akhmad Sekhu





