Channel9.id – Jakarta. Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan meninggal dunia setelah helikopter yang membawanya dan rombongan jatuh di wilayah Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur. Helikopter Raisi, bersama dua helikopter lainnya, sedang dalam perjalanan ke Kota Tabriz pada Minggu setelah ia meresmikan Bendungan Qiz Qalasi di perbatasan dengan Republik Azerbaijan sehari sebelumnya.
Terkait kematian Ebrahim Raisi, sejumlah pihak menuding Israel sebagai dalang dari insiden helikopter itu. Ini disebabkan hubungan Israel dan Iran yang terus memburuk, dengan kedua negara saling menyatakan diri sebagai rival masing-masing.
Mengutip laman India, Mint, mantan anggota Parlemen Eropa Nick Griffin mengatakan ada alasan bahwa intelijen Israel Mossad bisa saja terlibat dalam kecelakaan itu. Ini disebabkan dukungan Teheran dan Raisi terhadap proksi-proksinya di Timur Tengah yang saat ini gencar memerangi Israel.
Pada sebuah postingan di X, Griffin mengatakan Raisi dan rekannya dari Azerbaijan baru saja membuka bendungan pembangkit listrik tenaga air Qiz Qalasi di perbatasan mereka. Peningkatan hubungan Iran dan Azerbaijan ini bisa membantu meredakan ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia, membuat buntung Israel.
“Israel mendapat untung besar dengan menjual drone dan senjata lain yang digunakan untuk menghancurkan pejuang Armenia di Nagorno-Karabakh. Iran dengan tegas mendukung Armenia,” kata Griffin dikutip Mint, Selasa (21/5/2024).
“Membiarkan pertempuran terus berlangsung merupakan kombinasi keuntungan bagi industri senjata besar Israel dan kebencian lama,” tambahnya.
Dalam sejarahnya, Israel diketahui beberapa kali berhasil melumpuhkan jenderal Iran. Ini termasuk pembunuhan Tel Aviv terhadap seorang jenderal Iran di Damaskus, Mohammad Reza Zahedi, yang memicu serangan drone dan rudal besar-besaran oleh Teheran pada bulan lalu.
Selain itu, Israel diyakini telah melakukan banyak serangan selama bertahun-tahun yang menargetkan pejabat senior militer Iran dan ilmuwan nuklir. Pada akhir 2020, Tel Aviv bahkan dituding menjadi dalang pembunuhan ilmuwan nuklir paling senior Iran, Mohsen Fakhrizadeh, di dekat ibu kota Teheran.
IG