Presiden Joe Biden Jamu Raja Abdullah dari Yordania
Internasional

Presiden Joe Biden Jamu Raja Abdullah dari Yordania

Channel9.id-Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden akan menjamu Raja Abdullah dari Yordania, mitra penting AS di daerah Timur Tengah, pada hari Senin (19/7/2021). Pertemuan ini adalah pertemuan pertama dari tiga pertemuan dengan pemimpin  Timur Tengah yang dikabarkan juga akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

Raja Abdullah akan bertemu dengan Presiden Joe Biden di Kantor Oval. Beliau juga akan sarapan pagi bersama Wakil Presiden Kamala Harris pada hari Selasa di kediaman sang wakil presiden dan juga dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di hari yang sama.

Baca juga: Amerika Bantu Proses Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Filipina

Abdullah mempunyai peran yang unik di kawasan Timur Tengah. Ia dianggap mempunyai peran mediasi di kawasan penuh konflik itu.

Abdullah adalah pemimpin Timur Tengah pertama yang mengunjungi Gedung Putih Joe Biden, diikuti oleh Perdana Menteri Iraq Mustafa al-Kadhimi pada tanggal 26 Juli. Pemerintah Israel saat ini sedang mengatur jadwal pertemuan antara Biden dengan perdana menteri baru Israel, Naftali Bennett.

Pejabat senior di Gedung Putih mengatakan kalau diskusi antara presiden Biden dengan sang raja kemungkinan akan membahas perihal apa yang harus dilakukan kedepannya untuk Israel dan Palestina dengan terpilihnya perdana menteri Naftali Bennett yang menggantikan Benjamin Netanyahu.

Posisi Raja Abdullah di Yordania kemungkinan juga akan dibahas. Reputasi Yordania yang minim konflik itu mengalami guncangan setelah Pangeran Hamza dituduh bersekongkol untuk membuat kekacauan di Yordania.

Biden memberikan dukungan penuh untuk Raja Abdullah di Gedung Putih. Raja Abdullah datang ke AS ditemani dengan istrinya, Ratu Rania.

“Kami mempunyai keyakinan kuat terhadap kepemimpinan Raja Abdullah dan saya rasa kunjungan ini mereafirmasi keyakinan kami,” ujar pejabat senior Gedung Putih.

Topik lainnya yang juga akan dibahas adalah masa depan Perjanjian Abraham setelah berakhirnya masa kepresidenan Donald Trump, normalisasi kesepakatan antara Israel dan empat negara Arab, negosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya dan krisis kemanusiaan di Suriah.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

53  +    =  56