Channel9.id, Jakarta – Pasangan calon atau paslon nomor 03 Elisa Kambu – Ahmad Nausrau meraih suara tertinggi dengan 18.125 dalam hasil Pilkada Papua Barat Daya 2024. Hal tersebut berdasarkan rekapitulasi penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Raja Ampat pada Kamis (5/12/2024).
Adapun dua kompetitornya yakni Paslon 01 Abdul Faris Umlati – Petrus Kasihiw mendapat 12.176 suara. Paslon 02 Gabriel Asem – Lukman Wugaje mendapatkan 1.968 suara. Paslon 04 Letjen (Purn) Joppye Omesimus Wayangkau – Ibrahim Wugaje mendapat 1.772 suara. Sedangkan paslon 05, Bernard Sagrim – Sirajudin Bauw memperoleh 1.410 suara.
KPU menyediakan laman untuk melihat Real Count KPU suara Pilkada 2024 termasuk Provinsi Papua Barat Daya. Real count adalah rekapitulasi penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU secara berjenjang mulai hari Jumat (6/12) hingga Senin (16/12) dan merupakan hasil resmi.
Profil Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau
Pada 22 September 2023, KPU Papua Barat Daya mengumumkan lima pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada 2024 dalam rapat pleno di kantor KPU. Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau menjadi salah satu pasangan yang ditetapkan untuk bertarung di Pilkada 2024 ini.
Pasangan ini diusung oleh Partai Gerindra, PAN, dan PKB, serta diiringi oleh simpatisan yang memainkan suling tambur saat kedatangan mereka di kantor KPU.
Elisa Kambu lahir pada 12 Maret 1964 di Kampung Tolak Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya. Ia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara, lahir dari pasangan Alm. Hendrik Kambu dan Y. Kambuaya. Meskipun Elisa kehilangan ayahnya saat masih duduk di bangku SD, ia tetap melanjutkan pendidikannya dengan tekun hingga menempuh pendidikan tinggi.
Karir
Elisa memulai pendidikan dasarnya di SD YPK Arus dan lulus pada tahun 1981. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Ayamaru dan menyelesaikannya pada tahun 1984. Setelah itu, Elisa menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 413 Kampung Baru, Kota Sorong, yang merupakan salah satu SMA tertua di Papua, dan lulus pada tahun 1987.
Elisa kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, mengambil jurusan Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Selama kuliah, Elisa aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, termasuk sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara, Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP, dan Ketua Senat Mahasiswa Uncen. Aktivitasnya dalam organisasi membuatnya terlambat lulus, dan ia baru diwisuda pada tahun 1994.
Karier di Birokrasi
Setelah lulus, Elisa memulai kariernya sebagai tenaga pendamping Program Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W) dari Bappenas. Ia ditempatkan di Kecamatan Mindiptanah, Kabupaten Merauke (sekarang Boven Digoel) selama hampir dua tahun. Pada tahun 1996, ia mengikuti seleksi pegawai negeri dan diterima di Merauke.
Elisa menjabat sebagai Kasubag Tata Usaha pada Bagian Umum Setda Merauke, lalu diangkat menjadi Kepala Distrik Fayit, dan kemudian Kepala Distrik Agats selama enam tahun. Kinerjanya yang baik membawanya menjadi Kepala Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Asmat dan kemudian Sekretaris Daerah (Sekda) Asmat pada tahun 2010.
Terjun ke Politik dan Jabatan Sebagai Bupati Asmat
Pada tahun 2013, Elisa sempat terkena nonjob karena dinamika politik. Namun, ini tidak menyurutkan semangatnya. Pada tahun 2015, Elisa memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai Bupati Asmat berpasangan dengan Thomas Eppe Safanpo. Mereka berhasil memenangkan Pilkada Asmat 2015 dengan meraih 53% suara.
Sebagai Bupati Asmat, Elisa fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan pelayanan kesehatan, dan pendidikan di wilayah yang terisolasi. Pada Pilkada Asmat 2020, Elisa kembali mencalonkan diri dan terpilih untuk periode kedua, dengan dukungan dari sembilan partai politik, termasuk PDI Perjuangan, Gerindra, PKB, dan Golkar. Suara sah yang mereka dapatkan sebesar 55%.
Maju Sebagai Calon Gubernur Papua Barat Daya
Setelah dua periode menjabat sebagai Bupati Asmat, Elisa memutuskan untuk maju sebagai Calon Gubernur Papua Barat Daya pada Pilkada 2024, berpasangan dengan Ahmad Nausrau. Pasangan ini didukung oleh Partai Gerindra, PAN, dan PKB. Elisa berkomitmen untuk membawa Papua Barat Daya menjadi lebih maju, aman, dan sejahtera, dengan tetap menjaga kearifan lokal.
Ahmad Nausrau: Ulama Terkemuka dan Aktivis Politik
Ahmad Nausrau lahir di Kaimana, Papua Barat, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat. Ia dikenal sebagai tokoh ulama yang berperan penting dalam menjaga kerukunan antarumat beragama di Papua Barat. Ahmad memiliki latar belakang pendidikan di bidang agama dan pernah mencalonkan diri sebagai Caleg DPR-RI dari Partai Gerindra pada Pemilu 2019.
Kiprah di MUI dan Dunia Politik
Sebagai Ketua MUI Papua Barat, Ahmad Nausrau aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Ia fokus pada upaya meningkatkan kerukunan antaragama di Papua, terutama mengingat keragaman etnis dan agama di wilayah tersebut. Selain itu, Ahmad juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Gerindra, meskipun tidak terpilih.
Pada tahun 2021, Ahmad terpilih kembali sebagai Ketua MUI Papua Barat untuk periode 2021-2026. Di samping perannya di MUI, Ahmad juga aktif dalam politik dan kini mendampingi Elisa Kambu sebagai Calon Wakil Gubernur Papua Barat Daya.
Sosok sederhana
Ahmad Nausrau dikenal dengan gaya hidup yang sangat sederhana. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Ahmad hanya memiliki total kekayaan sebesar Rp 44 juta dalam bentuk kas. Ia tidak memiliki aset berupa tanah, bangunan, atau kendaraan, yang menunjukkan komitmennya untuk mengabdi tanpa terpengaruh oleh kepentingan material.
Visi dan Misi
Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau maju dalam Pilkada 2024 dengan visi untuk memajukan Papua Barat Daya secara komprehensif, mencakup pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan publik, serta menjaga kearifan lokal dan kerukunan antarumat beragama. Mereka berkomitmen untuk menciptakan pemerintahan yang transparan dan melibatkan masyarakat dalam pembangunan daerah.
“Kami ikut Pilkada 2024 ini karena ingin bersama rakyat membangun Papua Barat Daya agar lebih maju ke depan dan tetap memperhatikan kearifan lokal di sini,” ujar Elisa Kambu.
Berdasarkan latar belakang yang kuat di bidang politik, birokrasi, dan agama, pasangan Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau diharapkan mampu membawa perubahan signifikan bagi Papua Barat Daya jika terpilih dalam Pilkada 2024 mendatang.