utang kereta cepat
Ekbis

Proyek Kereta Cepat Jadi Beban Berat, Laba KAI Tertahan Meski Pendapatan Naik

Channel9.id, Jakarta – Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) disebut menjadi salah satu faktor utama yang menekan profitabilitas PT Kereta Api Indonesia (Persero). Hal ini diungkapkan mantan Direktur Utama KAI periode 2020–2025, Didiek Hartantyo, yang menilai beban proyek strategis nasional tersebut berimbas langsung pada kinerja keuangan perusahaan.

“Pendapatannya naik signifikan, tetapi labanya begitu-begitu saja. Beban kereta cepat itu menggerus keuntungan,” ujar Didiek dalam acara Meet The Leaders 8 di Universitas Paramadina, Jakarta, dikutip Senin (22/9/2025).

Data menunjukkan, pendapatan KAI melonjak dari Rp14,4 triliun pada 2016 menjadi Rp35,9 triliun pada 2024 dengan CAGR 12,1%. Namun, laba hanya bertambah tipis dari Rp1,08 triliun menjadi Rp2,2 triliun dalam periode yang sama, atau CAGR 9,3%.

Didiek menegaskan, proyek kereta cepat menjadi salah satu sumber risiko finansial terbesar bagi perseroan. Jika tidak ditangani secara struktural, beban ini dikhawatirkan akan menekan profitabilitas dalam jangka panjang.

Meski begitu, KAI masih mampu menjaga stabilitas bisnisnya. EBITDA pada 2024 tercatat Rp7,7 triliun, dengan pertumbuhan tahunan 14,5%. Selain itu, aset perusahaan naik empat kali lipat dalam sembilan tahun, dari Rp25,1 triliun pada 2016 menjadi Rp102,4 triliun pada 2025.

Eks bos KAI itu berharap restrukturisasi pembiayaan proyek kereta cepat segera dilakukan agar tekanan terhadap kinerja perusahaan tidak semakin berat di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3  +  1  =