Proyek Satelit Bakti Kominfo Rawan Permainan, CBA Minta KPK Panggil Dirut Anang Achmad Latif
Nasional

Proyek Satelit Bakti Kominfo Rawan Permainan, CBA Minta KPK Panggil Dirut Anang Achmad Latif

Channel9.id – Jakarta. Center for Budget Analysis (CBA) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penyelidikan terkait mega proyek satelit Satria serta satelit cadangan satria Hot Backup Satelit yang dijalankan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

“Mega proyek satelit Bakti Kominfo sangat rawan penyimpangan, dengan metode pemilihan penyedia dikecualikan. Mega proyek satelit satria dan Hot Backup Satelit sangat tertutup dan luput dari pantauan publik, ” kata Direktur CBA Uchok Sky Khadafi, Rabu 18 Mei 2022.

Uchok menyampaikan, belajar dari kasus korupsi satelit Kemenhan, jika tidak dibongkar oleh Mahfud MD publik tidak akan tahu bahwa ada Mega skandal terkait proyek satelit yang berakibat kerugian negara sebesar Rp 500 miliar.

Bakti Kominfo sendiri yang sebelumnya masih bernama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) sempat bermasalah dengan kasus korupsi terkait proyek pengadaan mobil internet senilai Rp 1,4 triliun pada 2013

Lebih mengkhawatirkan lagi terkait proyek satelit Bakti Kominfo, terdapat temuan BPK dalam IHPS II 2020 tercatat kerugian negara sebesar Rp 103,5 miliar. Adanya kerugian negara ini disebabkan karena Kominfo belum menggunakan satelit yang telah disewa serta pemesanan layanan cloud dengan spesifikasi dan kapasitas yang melebihi kebutuhan.

Dalam pengerjaannya sendiri, proyek satelit Satria yang seharusnya dijadwalkan beres dan bisa mengorbit pada akhir 2020 malah molor jadi tahun 2023. Atas molornya proyek satelit satria Bakti Kominfo beralasan karena pandemi Covid-19, keamanan di Papua serta kondisi geografis.

Belum beres Mega proyek satelit Satria, Bakti Kominfo kembali menggeber proyek sejenis yakni satelit HBS (Hot Backup Satelit).

Proyek satelit HBS sendiri berdasarkan RUP Rencana Umum Pengadaan 2022, Bakti Kominfo menetapkan pagu Rp3.975.687.100.000. Dalam perjalanannya anggaran proyek satelit HBS mengalami kenaikan fantastis sebesar Rp 1,3 triliun, menjadi Rp 5,2 triliun.

“Pemenang proyek satelit HBS yakni Kemitraan Nusantara Jaya juga sangat mencurigakan. Karena dalam proses lelang Bakti Kominfo hanya meloloskan Kemitraan Nusantara Jaya pada tahapan prakualifikasi,” ujarnya.

Perlu dicatat, dalam proses tender satelit satria tahun 2019 diduga terdapat kongkalikong. Bahkan saat itu Komisi Persaingan Pengawasan Usaha (KPPU) menerima pengaduan dan melakukan investigasi.

Salah satu kejanggalan dalam proses tender satelit satria, dalam lelang adalah para pemenang tender menawarkan perangkat dengan merek yang sama. Padahal, di luar merek itu, ada merek lain yang memiliki spesifikasi yang sama, dan dalam dokumen sangat jelas tidak tertera merk. Kemudian waktu klarifikasi yang ditetapkan Bakti Kominfo juga aneh karena dilakukan setelah diumumkan Konsorsium PSN sebagai pemenang.

Sayangnya hingga saat ini hasil dari investigasi KPPU terkait dugaan kongkalikong proyek satria tidak jelas. Bahkan kemudian Bakti Kominfo malah menggeber proyek satelit Cadangan HBS pada 2021.

“Atas catatan di atas, CBA mendorong KPK untuk turun tangan melakukan penyelidikan atas Mega proyek Bakti Kominfo Proyek satelit satria dan Proyek satelit cadangan HBS.Panggil dan periksa Direktur Utama Bakti Kominfo Anang Achmad Latif untuk dimintai keterangan, ” pungkasnya.

HY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

87  +    =  91