Danantara pertimbangkan suntik chandra asri
Economy Ekbis

Ramai Ajakan Kosongkan Rekening dari Bank BUMN, Petinggi Danantara Buka Suara

Channel9.id, Jakarta – Ajakan pengosongan rekening dari bank-bank BUMN menggema di media sosial usai masuknya bank perusahaan pelat merah ke dalam kelolaan BPI Danantara. Menanggapi hal tersebut, Chief Operation Officer (COO) BPI Danantara Dony Oskaria memastikan Danantara akan beroperasi dengan sangat baik karena memiliki pengawasan yang berlapis di tingkat pemerintahan. Dia pun menegaskan tak serta merta dana masyarakat di BUMN dipakai untuk modal BUMN.

Menurutnya, masing-masing BUMN memiliki uang modal sendiri untuk diputar sebagai operasional usaha. Tak serta merta mengambil langsung dana dari masyarakat yang disimpan di bank.

“Tadi kan sudah dapat penjelasan dari Danantara seperti apa. Pengawasan berlapis dan bukan uang masyarakat dipakai buat modal Danantara. Ini harus diluruskan,” ujar Dony di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025).

Sementara itu, Dony justru menyayangkan gerakan dan ajakan tarik dana dari bank BUMN ini sebab saat ini bank-bank BUMN menjadi bank dengan kinerja perusahaan terbaik di ASEAN. Artinya kapasitas bank-bank BUMN dalam mengelola dana di Indonesia sudah tak perlu diragukan lagi.

“Lagipula, bank kita tak sangat bagus kondisinya dan menjadi yang terbaik di ASEAN dan ini harus disampaikan juga ke masyarakat,” imbuh Dony.

Sebelumnya, seruan pengosongan dana di Himbara marak di media sosial. Beberapa nasabah mengaku sudah mulai melakukan pengosongan rekening. Mulai dari penarikan langsung atau pemindahan dana dari Himbara ke bank-bank swasta.

Pemindahan ataupun penarikan uang secara massal ini adalah imbas ketidakyakinan publik kepada institusi Danantara yang akan mengelola keuangan negara yang cukup besar.  Bahkan keraguan ini muncul sebelum Danantara resmi beroperasi.

“The red flags are there: seruan tarik uang dari bank BUMN muncul bahkan sebelum Danantara resmi beroperasi. Public trust udah minus sebelum start – karena rakyat masih inget betul skandal 1MDB dan dampak sistemiknya,” cuit akun X @dim*******, 21 Februari 2025.

Warganet membandingkan Danantara dengan 1MDB (1Malaysia Development Berhad) yang lahir pada tahun 2009. Pendirian badan investasi Malaysia ini akhirnya menciptakan celah korupsi besar di tahun itu.

Korupsi dan pencucian uang yang terjadi di dalam 1MDB dikhawatirkan juga akan terjadi di Danantara karena tidak adanya garansi kepada masyarakat bahwa badan investasi ini akan berhasil.

Gerakan ini juga semakin meluas di kalangan masyarakat karena landasan hukum Danantara yang dianggap belum cukup kuat. Salah satunya adalah bentuk tanggung jawab hukum pihak Danantara kepada para nasabah Himbara yang uangnya akan “diputarkan” di kemudian hari.

Ketidakyakinan publik yang membuat gerakan penarikan uang massal ini juga menyisakan ketakutan kepada bank-bank Himbara. Pasalnya, jika gerakan ini berhasil dilakukan maka bank akan mengalami likuiditas dan menyebabkan inflasi juga.

“Efek danantara, jadinya gua tarik semua uang di bank plat merah. Ayoo tarikkkkkkkkkkk!!! #IndonesiaGelap2025,” tulis akun @wak******* dalam akun X-nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

82  +    =  90