Ekbis Internasional

Rantai Pasok Global Mulai Pulih Usai AS–China Longgarkan Tarif

Channel9.id, Jakarta – Rantai pasok global menunjukkan tanda-tanda pemulihan menyusul langkah Amerika Serikat dan China untuk menangguhkan sementara perang tarif impor yang selama ini menekan arus perdagangan internasional. Vizion, perusahaan penyedia perangkat lunak pelacakan kontainer, mencatat lonjakan pesanan kontainer dari China ke AS sebesar 277% dalam sepekan terakhir.

Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Strategis Vizion, Ben Tracy, menyebut volume pemesanan melonjak menjadi 21.530 unit twenty-foot equivalent unit (TEUs) per pekan hingga Rabu (14/5/2025). Angka ini naik tajam dibandingkan rata-rata 5.709 TEUs pada minggu sebelumnya.

Peningkatan ini terjadi setelah AS dan China pada Senin (12/5) menyepakati masa tenggang 90 hari untuk meredakan konflik dagang. Dalam periode ini, kedua negara sepakat menurunkan tarif impor secara signifikan. AS menurunkan bea masuk dari 145% menjadi 30%, sementara China memangkas tarif untuk barang asal AS dari 125% menjadi 10%.

“Sekarang, dengan jeda sementara ini, kami mulai melihat arus pemesanan kembali pulih,” ujar Tracy, menandai kembalinya kepercayaan pelaku pasar dalam jalur perdagangan China–AS yang sempat terguncang.

Pemulihan ini turut terlihat dari laporan perusahaan pelayaran Jerman, Hapag-Lloyd, yang mencatat kenaikan 50% dalam volume pengiriman kargo jalur China–AS sejak awal pekan. CEO Hapag-Lloyd, Rolf Habben Jansen, optimistis tren peningkatan akan terus berlanjut dalam beberapa pekan mendatang.

Kesepakatan ini dinilai sebagai peluang penting untuk memperbaiki kestabilan ekonomi global. Dalam pernyataan bersama, AS dan China berkomitmen membentuk mekanisme lanjutan untuk menyelesaikan ketegangan dagang melalui dialog dan negosiasi jangka panjang. Pertemuan dua hari di Jenewa (10–11 Mei 2025) sebelumnya menghasilkan sinyal positif dari kedua pihak mengenai penyempitan defisit perdagangan dan penguatan kerja sama ekonomi.

Dengan jeda tarif ini, banyak pengamat memperkirakan tekanan pada industri manufaktur dan logistik global akan mereda, membuka jalan bagi pemulihan rantai pasok yang sempat terganggu selama berbulan-bulan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  25  =  34